Mengapa Batu Yang Kokoh Bisa Rapuh?
Assalamu’alaikum kawan.. pasti kalian merupakan orang-orang yang suka membaca, betul kan? Ya, kegiatan yang satu ini memang mempunyai banyak sekali manfaat. Salah satunya adalah mengetahui hal-hal atau informasi-informasi terbaru. Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahun yang kuat. Pasti kalian mau tahu kan, kenapa batu yang kuat bisa rapuh? Apakah ada sesuatu yang menyebabkan hal itu terjadi?
Nah, rapuhnya batu yang kuat dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan, khususnya lmu Pengetahuan Alam. Langsung saja kita bahas mengapa batu yang kokoh bisa rapuh.
Apa itu batu?
Batu atau batuan adalah benda padat yang terbuat secara alami dari mineral. Jenis-jenis batuan itu sendiri ada batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut memiliki tekstur, struktur, dan proses pembentukan yang berbeda. Meskipun begitu, batu adalah benda yang memiliki sifat keras dan kuat. Jadi tidak heran saat batu sering digunakan sebagai pondasi rumah.
Apa yang menyebabkan batuan bisa rapuh?
Batu bisa rapuh karena mengalami proses pelapukan. Pelapukan sendiri terjadi pada benda yang keras. Penyebab pelapukan pada batu bisa terjadi melalui dua cara, yaitu melalui pelapukan biologi dan pelapukan fisika.
Pelapukan Biologi
Pelapukan secara biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup. Baik itu tumbuhan, manusia, ataupun hewan. Contoh nya, pelapukan batuan yang disebabkan oleh tanaman lumut. Proses pelapukannya sebagai berikut. Lumut tumbuh di permukaan batu. Kemungkinan batu bisa saja mengalami degradasi atau penurunan mutu.
Lembabnya permukaan batu diakibatkan oleh proses penyerapan akar serta tingginya PH di sekitar permukaan batu dikarenakan adanya ekskresi sisa metabolisme lumut. Hal tersebutlah yang mengakibatkan permukaan batuan akan cepat mengalami pelapukan. Contoh lain yaitu pelapukan batu yang disebabkan oleh hewan.
Hewan yang menjadi penyebab lapuknya batu adalah cacing tanah dan juga beberapa serangga tanah. Pasti kalian pernah menjumpai cacing bersembunyi di bawah batuan dan pada bagian bawah batu. Jika kita angkat batuan tersebut, maka terdapat jiplakan tubuh cacing.
Hewan yang menjadi penyebab lapuknya batu adalah cacing tanah dan juga beberapa serangga tanah. Pasti kalian pernah menjumpai cacing bersembunyi di bawah batuan dan pada bagian bawah batu. Jika kita angkat batuan tersebut, maka terdapat jiplakan tubuh cacing.
Pelapukan Fisika
Pelapukan secara fisika merupakan pelapukan yang terjadi karena faktor alam. Maksudnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh keadaan sekitar. Seperti angin, air, dan sinar matahari. Proses pelapukan fisika pada batu akan diuraikan sebagai berikut.
Angin yang bertiup terus-menerus akan menggerus permukaan batu dan batu mengalami pelapukan. Batu-batuan yang lapuk akan berubah menjadi kerikil dan pasir. Selain angin, ada pula air dan matahari. Batu yang terus-menerus terkena air lama-kelamaan akan berlubang. Ketika hujan turun maka lubang pada batu tersebut akan terisi oleh air.
Kemudian lubang berisi air tersebut akan mengembang karena memuai disiang hari. Sebaliknya, pada malam hari lubang tersebut akan menyusut karena di malam hari udara akan menjadi dingin. Lama-kelamaan penyusutan dan pemuaian yang terus-menerus ini akan membuat batu mengalami pelapukan. Hal tersebut terjadi karena suhu yang terus berubah-ubah.
Nah jadi seperti itu penjelasannya ya kawan. Batu yang kuat bisa rapuh karena mengalami pelapukan yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan di atas tadi. Seperti kata-kata “tidak ada yang abadi di dunia ini” begitu pula batu.
Batu yang kuat sekalipun suatu saat akan rapuh juga. Jadi jika kalian menemui batu yang berubah bentuk atau hancur, maka jangan bingung ya kawan. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pelapukan.
Batu yang kuat sekalipun suatu saat akan rapuh juga. Jadi jika kalian menemui batu yang berubah bentuk atau hancur, maka jangan bingung ya kawan. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pelapukan.
Oke, sekian dari kami. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kawan semuanya. Tetap semangat membaca karena dari membaca kita akan tahu mengenai segalanya. Terima kasih.
Penulis: Hanifah (S1 PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya)
Editor: Binar Kurnia Prahani