Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Laporan Praktikum

Uji Makanan Protein

Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

A. Tujuan

Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein.


B. Dasar Teori

Protein merupakan zat makanan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, mengganti bagian yang rusak dan sebagainya. Protein terdapat dalam bahan makanan seperti susu, daging, kacang-kacangan dan lain-lain. Perlu diketahui protein tidak dapat dibuat atau disimpan sebagai bahan cadangan tubuh. Jadi, harus dikonsumsi secara teratur. 

Secara sederhana, keberadaan protein dapat diuji dengan cara pembakaran bahan yang diuji atau dengan cara pemberian larutan tembaga sulfat. Perlu diingat bahwa larutan tembaga sulfat adalah racun. Jadi hati-hati, jangan sampai tertelan. Bahan makanan yang mengandung protein jika dibakar akan menghasilkan bau seperti bau bulu ayam yang terbakar. 

Dalam pemakaian larutan penguji tembaga sulfat, terhadap bahan makanan yang diuji sebelumnya diberi larutan air kapur dulu. Baru kemudian diberi larutan tembaga sulfat. Dengan pemberian air kapur dan larutan tembaga sulfat akan terbentuk warna ungu. Semakin gelap warna ungu yang terjadi semakin tinggi kadar protein dalam bahan uji tersebut.

1. Struktur Kimia Protein
Protein adalah suatu senyawa organik yang tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang juga mengandung unsur P dan belerang (S). Komponen dasar dari senyawa protein adalah asam amino. Protein adalah ikatan asam-asam amino yng membentuk rantai panjan

2. Sumber Protein
Protein nabati adalah biji kacang-kacangan, gandum, kelapa, dan beberapa jenis sayuran seperti daun melinjo. Protein hewani adalah protein yang terkandung dalam tubuh hewan.

3. Fungsi Protein
Protein berfungsi sebagai pengembang tubuh, sebagai enzim, antibodi, dan hormon. Protein pembangun tubuh disebut protein struktural. Protein sebagai enzim, antibodi, atau hormon dikenal sebagai protein fungsional.

4. Metabolisme Protein
Protein diserap tubuh dalam bentuk asam amino. Asam amino tersebut merupakan hasil pembongkaran protein oleh enzim tertentu. Penyerapan asam amino terjadi di dalam usus halus dan berlangsung secara osmosis. Selain itu terdapat pula protein yang masuk  ke dalam usus melalui pinositosis atau faogositosis.


C. Alat dan Bahan

  1. Piring plastik 1 buah
  2. Pipet 2 buah
  3. Lilin 1 buah
  4. Alas galas/tempat lilin 1 buah
  5. Cangkir plastik 1 buah
  6. Jepitan jemuran/penjepit
  7. Tabung reaksi 1 buah
  8. Korek api 1 dus
  9. Sendok makan 1 buah
  10. Air kapur 10 ml
  11. Air 10 ml
  12. Gula pasir 1 sendok
  13. Putih telur (direbus) 1 iris kecil
  14. Roti 1 iris kecil
  15. Tempe 1 iris kecil
  16. Ikan 1 iris kecil
  17. Tepung terigu 1 sdm
  18. Tembaga sulfat 1 sdm
  19. Bulu ayam 1 helai
  20. Seledri 1 batang
  21. Kangkung 1 batang


D. Cara Kerja

Uji Melalui Pembakaran

1.  Nyalakan lilin, berdirikan di atas gelas (piring kecil). Jepitlah bulu ayam dengan penjepit jemuran atau tabung reaksi, kemudian bakarlah di atas nyala lilin. Amati dan jelaskan bau yang ditimbulkannya. Gunakanlah bulu ayam terbakar ini sebagai kontrol.

2.  Jepitlah satu per satu bahan yang akan diuji, kemudian bakarlah di atas nyala lilin. Bahan yang diuji adalah seledri, kangkung, putih telur, roti, tempe, dan daging ayam. Amati bau yang ditimbulkannya. Manakah yang baunya seperti bau bulu yang terbakar!
Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Gambar Bahan Makanan Diuji dengan Pembakaran


3. Buatlah kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung protein berdasarkan uji pembakaran!

Uji dengan menggunakan Tembaga Sulfat

1.  Larutkan dua sendok makan tembaga sulfat ke dalam satu cangkir air.
2.  Aturlah bahan makanan yang akan diuji di atas piring plastik. Bahan makanan yang akan diuji meliputi gula pasir, putih telur, roti, tempe, ikan, seledri, tepung terigu dan kangkung.
Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Gambar Bahan Makanan yang akan diuji proteinnya

3.  Siapkan pipet sebanyak dua buah, satu untuk menghisap air kapur dan yang lainnya untuk menghisap larutan tembaga sulfat. Harus diingat bahwa kedua pipet tersebut jangan saling tertukar, artinya jika sejak pertama dipakai untuk menghisap air kapur seterusnya dipakai untuk menghisap air kapur demikian pula jika pertama dipakai untuk menghisap larutan tembaga sulfat maka seterusnya untuk larutan tembaga sulfat.

4.  Berikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang diuji. Pada daerah bekas tetesan air kapur, berikan pula 2 tetes tembaga sulfat. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD)

Gambar Hasil Uji Protein dengan Tembaga Sulfat



E. Hasil Pengamatan

Data Hasil Pengamatan Uji Protein Melalui Pembakaran
Kesimpulan:
  1. Yang berbau seperti bulu ayam berarti mengandung protein, yaitu: putih telur dan daging ayam.
  2. Yang berbau aroma lain, tidak atau kurang mengandung protein, yaitu: sledri, kangkung dan sledri.


Tabel Hasil Pengamatan Uji Protein Menggunakan Tembaga Sulfat
Kesimpulan:
  1. Bahwa semua jenis makanan yang mengandung protein jika ditetesi larutan tembaga sulfat dan air kapur akan berubah menjadi ungu.
  2. Semua jenis makanan yang tidak mengandung protein jika ditetesi larutan tembaga sulfat dan air kapur tidak berubah menjadi ungu.


F. Pembahasan

Setelah kami melakukan pengamatandalam uji protein, kami menyiapkan berbagai bahan makanan seperti seledri, kangkung, putih telur yang telah direbus, roti, tempe, dan daging ayam sebagai bahan makanan yang akan di ujikan melalui proses pembakaran. Bahan makanan seperti gula pasir, putih telur yang telah direbus, roti, tempe,daging ayam, dan tepung terigu kami uji melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan asam sulfat. 

Dalam proses pembakaran, kami terlebih dahulu mengambil sampel bahan makanan dan  menyalakan lilin kemudian kami menyiapkan bulu ayam untuk kemudian dibakar sebagai kontrol dalam percobaan ini. Kami pun membakar bulu ayam tersebut dan mengamati/mencium aroma bulu ayam yang dibakar tersebut. 

Kami membakar seledri kemudian mencium aroma seledri yang telah dibakar dan membandingkan aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar kangkung kemudian mencium aroma kangkung yang telah dibakar dan membandingkan aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar putih telur yang telah direbus kemudian mencium aroma putih telur yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar.

Kami membakar roti kemudian mencium aroma roti yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar tempe kemudian mencium aroma tempe yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang telah dibakar, dan kami membakar daging ayam kemudian mencium aroma daging ayam yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar.

Hasil pembakaran tersebut kami mengamati adanya perubahan aroma-aroma tertentu. Seledri yang dibakar ternyata menghasilkan seperti aroma bulu ayam yang dibakar, kangkung yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, putih telur yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, roti yang dibakar menghasilkan aroma lain, tempe yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, dan daging ayam menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar.

Dalam uji protein melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan tembaga sulfat, kami menyiapkan bahan-bahan makanan tersebut ke dalam plate tetes. Gula pasir, putih telur yang telah di rebus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kami ambil sampelnya ke dalam plate tetes.  

Kami meneteskan larutan kapur sebanyak 2-3 tetes ke dalam gula pasir, putih telur yang telah direbus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kemudian dilanjutkan dengan meneteskan larutan tembaga sulfat kedalam sampel bahan makanan yang telah ditetesi larutan kapur tersebut. Kami mengamati adanya perubahan warna pada beberapa bahan makanan tersebut. 

Sebelum di beri lerutan kapur dan tembaga sulfat warna bahan makanan tersebut masih berupa warna dasar bahan makanan semula akan tetapi setelah diberi larutan kapur dan tembaga sulfat menunjukkan adanya perubahan warna. Gula pasir tidak berubah dari warna putih tetap berwarna putih. Putih telur yang telah direbus berubah warna dari putih menjadi ungu. 

Roti tidak berubah dari warna putih tetap berwarna putih. Tempe berubah warna dari putih menjadi ungu. Daging ayam berubah warna dari cokelat menjadi ungu. Tepung terigu berubah warna dari putih menjadi ungu.


G. Kesimpulan

Setelah kami melakukan praktikum dari hasil pengamatan diatas, bahwa bahan makanan yang berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar diantaranya seledri, kangkung, putih telur, tempe dan daging ayam. Sedangkan bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar yaitu roti. Berdasarkan hasil pengamatan diatas bahwa bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung protein sedangkan bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar tidak mengandung protein.

Adapun bahan makanan yang ditetesi larutan kapur disertai larutan tembaga sulfat yang mengalami perubahan warna menjadi ungu diantaranya putih telur (telur yang di rebus), tempe, daging ayam, dan tepung terigu. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengalami perubahan warna menjadi ungu yaitu roti dan gula

H. Jawaban Pertanyaan

  1. Apakah semua bahan makanan yang diuji menunjukan warna yang sama?
    Jawab : tidak
  2. Perhatikan putih telur rebus, roti, tempe waktu dibakar. Indentifikasi bau yang ditimbulkannya, jelaskan kira-kira bau apa dari masing-masing bahan makanan yang di bakar tersebut!
    Jawab: a. Putih telur setelah di bakar baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang dibakar; b. Roti setelah di bakar baunya tidak seperti/tidak sama dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang dibakar. c. Tempe setelah di bakar baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang dibakar.
  3. Pada saat diberi air kapur dan larutan tembaga sulfat terhadap putih telur rebus, tempe, dan daging ayam, manakah yang menunjukkan warna ungu? Apakah keunggulannya sama? Manakah yang ungunya lebih muda dan yang paling tua? Mengapa demikian?
    Jawab: Yang berwarna ungu adalah putih telur rebus, tempe, dan daging ayam. Keunggulannya tidak sama. Warna ungu lebih muda pada  daging ayam dan tempe sedangkan umgu yang lebih tua pada putih telur rebus. Karena Putih telur rebus kandungan proteinnya lebih besar daripada pada daging ayam dan tempe yang ditunjukkan dengan warna ungu lebih muda pada kedua bahan tersebut.
  4. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan sumber protein?
    Jawab: a. Bahan yang mengandung sumber protein: Putih telur, tempe, daging ayam, dan seledri; b. Bahan yang tidak mengandung protein: Roti dan kangkung.

Referensi: 

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Semoga postingan Laporan Praktikum Uji Makanan Protein (Praktikum IPA di SD) ini bisa memberi manfaat. Amiin YRA.

Penulis: Hanum (S1 PGSD UT-POKJAR Jombang)