Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Big Bang dan Al-Qur’an Dalam Penciptaan Alam Semesta


Penciptaan Alam Semesta

Hallo sahabatku semua, Bagaimana kabarnya nih? Pastikan kalian selalu menjaga kesehatan kalian yakk. Karena kali ini pembahasan kita sangat keren loh mengenai alam semesta. Masa iya kita tinggal di bumi yang berada di alam semesta tapi tidak tahu bagaimana bisa ada alam semesta ini. 

Penciptaan Alam Semesta

Sebenarnya Allah juga sudah menjelaskan dalam AL-Qur’an, Namun banyak juga teori yang bermunculan dari para ilmuan loh. Pasti penasarankan. Ikuti aja artikel ini sampai selesai, selamat membaca!

Apa itu Alam Semesta?

Alam semesta disebut juga dengan jagat raya ataupun universal,  hal tersebut merupakan istilah yang berguna untuk menjelaskan tentang ruang waktu kontinu pada tempat kita berada, dengan energi dan materi yang telah dimiliki pada pertengahan awal abad ke-20. Alam semesta disebut sebagai segala sesuatu yang diakui ada secara fisik, ruang dan waktu, serta segala bentuk materi dan energi.

Konsep ilmiah pertama kali yang ditetpkan untuk alam semesta dikembangkan oleh para filsuf Yunani Kuno dan fisuf India Kuno, dan bersifat geosentris, yang menempatkan Bumi pada pusat Alam Semesta. Pengamatan berabad-abad yang dilakukan oleh Nicolaus Copernicus mengembangkan dengan model heliosentris yang akan menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta.

Menurut Perspektif Al-Qur’an, Bagaimana Sih Proses Penciptaan Alam Semesta?

Alam semesta adalah al-samawat wal ardh wa ma bainahuma yaitu langit dan bumi serta semua yang ada diantaranya langit dan bumi tersebut. Membicarakan Al-Qur’an mengenai alam semesta, lebih dari 1000 ayat yang ada dalam beberapa surat berkaitan dengan alam semesta. Walaupun demikian, pembahasan alam semesta yang ada dalam Al-Qur’an masih bersifat garis besar saja. Mengapa demikian? 

Jangan menyamakan Al-Qur’an dengan buku-buku ilmiah yang akan menjelaskan secara rinci dari sebuah proses, seperti proses penciptaan manusia ataupun penciptaan alam semesta.  Jadi apabila ingin mengetahui penjelasan mengenai penciptaan alam semesta secara lengkap melalui Al-Qur’an kita harus mengumpulkan bagian-bagian yang terpisah dari beberapa surat.

Ayat utama yang menjadi acuan mengenai penciptaan alam semesta adalah Q.S. Al-Baqarah : 117 :
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
117. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.

Dalam ayat diatas kita tahu bahwa Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta ini dan merupakan penguasa alam yang tidak dapat disangkal lagi. Karena kekuasaan-Nya, dengan mengatakan “Jadilah”, ia bisa menciptakan langit dan bumi.

Ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai penciptaan alam secara bertahap dan tidak secara kebetulan terjadi begitu saja. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut antara lain adalah QS. Al-A’raf :54, QS. Yunus : 3, QS. Hud : 7, QS. Al-Furqon : 59, QS. Al-Sajadah : 4, QS. Qaf : 38, QS. Al-Hadid : 38.

Dari ketujuh ayat tersebut telah ditemukan susunan kata yang sama dalam kalimat الذي خلق السموات والارض في ستة ايام kecuali pada QS.Al-Furqan : 59 dan QS. Qaf : 38 dengan tambahan kata وما بينهما. Dari ketujuh ayat tersebut tidak ditemukan kata yang dapat membantu menfsirkan kata sittatu ayyam, kecuali dalam QS. Qaf. 

Dalam akhir ayat terdapat kata “dan kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. Hal ini menggambarkan bahwa proses penciptaan langit dan bumi berlangsung dalam masa yang panjang.

Makna Sittatu Ayyam telah menjadi perbincangan yang panjang bagi para mufasir. Dari banyak pendapat yang ada dapat disimpulkan oleh Mustafa KS dalam bukunya  Alam semesta dan kehancurannya, yaitu:
1.    Bahwa kata “sittatu ayyam” dalam penciptaan alam semesta adalah enam hari sebagaimana hari yang ada di dunia.
2.    Bahwa kata “sittatu ayyam” adalah hari yang ditetapkan tuhan, yaitu satu hari sama dengan 1000 tahun bumi. (QS. Al-Hajj : 47)
3.    Bahwa kata “sittatu ayyam” adalah 300.000 tahun bumi, yang satu harinya sama dengan 50.000 tahun bumi. (QS. AL-Ma’arij : 4)
4.    Bahwa kata “sittatu ayyam” dalam penciptaan adalah hal ghaib (hanya Allah yang tahu kebenarannya).

Menurut Muhammad Quraish Shihab , periodisasi dalam penciptaan alam semesta ini terjadi selama enam periode atau enam hari yang dapat dipisahkan kedalam tiga bagian, yaitu
1.    Penciptaan Bumi selama 2 hari (QS. Fussilat : 9)
2.    Penciptaan isi Bumi selama 2 hari (QS. Fussilat :10)
3.    Penciptaan langit selama 2 hari (QS. Fussilat : 11-12)

Teori Apa Saja Yang Membahas Penciptaan Alam Semesta?

A.  Teori Kabut
 Teori ini mengemukakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet.
B.  Teori Planetisimal
Hipotesis planetisimal mengemukakan bahwa tata surya terbentuk akibat ada bintang lain yang hampir menabrak matahari.
C.  Teori Pasang Surut Bintang
Hamper sama dengan hipotesi planetisimal. Perbedaannya ada pada jumlah awal matahari.
D.  Teori Kondendasi
Teori ini menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
E.   Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, awalnya ada bintang yang berdekatan. Salah satu bintang meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi dari bintang kedua,  maka kepingan itu bergerak mengelilingi bintang dan berubah menjadi planet.
F.   Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)Pada abad ke-21 muncul teori ini, membentuk keseluruhan alam sekitar 15 milyar yang lalu. awalnya alam semesta berupa satu massa maha dahsyat.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai Teori Big Bang? Apa Itu Teori Big Bang?

Teori ini pertama kali ditemukan oleh Abbe Georgres Lemaitre, seorang kosmolog yang berasal dari belgia tahun 1920-an. Ledakan atau Dentuman yang Dahsyat (Big Bang) adalah peristiwa yang menjadi sebab pembentukan alam semesta berdasarkan kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran yang sangat kecil. Gumpalan itu lama-kelamaan akan semakin padat dan panas, yang kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 tahun yang lalu. Teori ledakan ini sangat bertolak dari pendapat tentang adanya suatu masa yang besar dan membunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian mengembang dan menjauhi pusat ledakan.
            Setelah berjuta-juta tahun, massa membentuk kelompok galaksi yang ada sekarang ini. Mereka terus bergerak untuk menjauhi titik pusatnya. Teori ini adalah teori yang paling masuk akal, sederetan bukti ilmiah sudah banyak mendukung, sehingga dapat diterima oleh semua kalangan.

Bagaimana Hubungan Teori Big Bang Dengan Al-Qur’an?

Sebelum adanya teori Big Bang, Al-Qur’an sudah menjelaskan mengenai awal penciptaan alam semesta. Walaupun pada saat itu tidak ada teleskop untuk mengamati luar angkasa. Ilmu astronomipun juga belum berkembang pada saat itu.

Allah Berfirman dalam QS. Al-Anbiya’ : 30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi merupakan subjek dari sifat fatq. Keduanya terpisah satu sama lain. Langit dan bumi sebelum diciptakan juga terlandung dalam titik tunggal yang ada pada keadaan ratq ini.
Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk fataqa (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Selanjutnya dalam QS. Az-Zariyat : 47, Allah telah berfirman “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”. Kata langit disini menunjukkan alam semesta. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam semesta mengalami perluasan. Inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Oke Sahabatku semua, sekian dulu ya pembahasan mengenai penciptaan alam semesta ini, semoga bisa membantu dan bermanfaat bagi semua. Terima kasih. See you!!
Penulis: Marisa Dwi P.