Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menulis Referensi

Artikel ini akan membahas mengenai Cara Menulis Artikel Ilmiah: Referensi (References). Banyak yang beranggapan bahwa menulis referensi atau daftar pustaka di artikel ilmiah bisa dianggap sepele. Padahal pada kenyataannya, penulisan bagian Referensi (References)ini memiliki kontribusi luar biasa untuk diterima atau ditolaknya artikel yang Anda buat.

Cara Menulis Referensi

Hasil studi yang saya lakukan selama menjadi penulis dan reviewer bahwa ada beberapa poin yang perlu menjadi perhatian khusus dalam Cara Menulis Artikel Ilmiah: Referensi (References) di artikel kita. Poin-poin ini perlu Anda perhatikan saat menulis bagian Referensi (References) sebuah artikel ilmiah.

Khususnya artikel yang akan disubmit di Jurnal Internasional Bereputasi (Scopus & Web of Science), sebagai berikut.
1. Banyak ditemukan referensi yang masih belum sesuai dengan permintaan author guidelines.
2. Banyak jurnal ilmiah yang dijadikan referensi di atas 10 tahun.
3. Lebih banyak buku yang dijadikan referensi.
4. Rendahnya jumlah jurnal yang dijadikan referensi utama (3-5 tahun).
5. Banyak sekali kesalahan dalam pengetikan/insert di referensi.

Berikut ini saya bagikan Tips dan Trik Cara Menulis Artikel Ilmiah: Daftar Pustaka (References) artikel ilmiah khususnya di Jurnal Internasional Bereputasi:
1. Pahami dan Ikuti Petunjuk Untuk Penulis/Guidelines For Author (GFA).
Saat menulis bagian Daftar Pustaka/References jangan menyepelekan petunjuk penulisan untuk penulis, misal Guidelines For Author (GFA). Pahami dan ikuti petunjuk yang ada di Jurnal Ilmiah yang akan kita target untuk publikasi. Misal minta menggunakan APA, Chicago, Harvard, Turabian dll.

2. Gunakan Artikel Ilmiah dari Jurnal Internasional Bereputasi.
Artikel yang diterbitkan di jurnal internasional bereputasi telah melalui proses review dan editing yang panjang. Artinya artikel yang tersebut sudah dinilai layak dan berkualitas. Jadi ketika referensi yang kita jadikan rujukan adalah artikel yang berkualias, maka secara tidak langsung artikel yang kita buat sudah memenuhi aspek state of the art (kemutakhiran).

3. Pakai Referensi Berupa Jurnal Ilmiah (3-5 Tahun Terakhir).
Banyak penulis pemula yang menggunakan referensi out of date. Saya sarankan gunakan artikel dari jurnal ilmiah dengan usia 3-5 tahun. Hal ini erat kaitannya dengan aspek state of the art (kemutakhiran). Boleh menggunakan artikel yang usianya sangat tua, ketika memang menjadi sumber primer.

4. Sebisa Mungkin Minimalisir Penggunaan Buku Sebagai Referensi Utama.
Mengapa sebisa mungkin minimalisir penggunaan buku sebagai referensi utama? Ada beberapa reviewer mengganggap bahwa kemutakhiran buku masih kalah cepat dengan artikel yang adai jurnal ilmiah. Kalau saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan poin ini. Saat tidak ada rujukan dari jurnal ilmiah, maka saya beralih ke buku, saya usahakan mencari tahun terbitan paling terbaru.

5. Usahakan Menggunakan Referensi Terbitan/Edisi Terbaru.
Saya selalu memperhatikan poin ini, untuk referensi dalam bentuk buku atau artikel ilmiah di jurnal. Berburu buku atau artikel ilmiah terbitan/edisi terbaru akan bermanfaat dan berdampak positif terhadap kualitas artikel kita. Buku atau artikel ilmiah terbitan/edisi terbaru akan menjadi referensi yang memiliki state of the art (kemutakhiran) dan novelty (kebaruan). Hal ini pasti membuat reviewer dan pembaca percaya bahwa artikel kita disusun dengan memenuhi aspek state of the art (kemutakhiran) dan novelty (kebaruan) di bidangnya.

6. Gunakan Aplikasi untuk Mempermudah Penulisan Daftar Pustaka/Referensi.
Penggunaan aplikasi yang sudah ada misal Mendeley akan mempermudah kita menulis referensi di artikel ilmiah. Hal ini meminimalisir kesalahan penulisan yang kita lakukan. Misal lupa memasukkan artikel judul "X" ke referensi. Dengan bantuan aplikasi akan meningkatkan kualitas referensi/daftar pustaka artikel ilmiah kita.

Sekali lagi saya tekankan bahwa tolong perhatikan dengan seksama Cara Menulis Artikel Ilmiah: Daftar Pustaka (References). Jangan sampai artikel kita sudah memiliki kualitas dan peluang besar diterima di jurnal ilmiah, namun ditolak.

Bisa jadi hal tersebut terjadi karena ada kesalahan kecil berupa tidak memasukkan/salah menuliskan referensi 1 artikel yang kita kutip di batang tubuh artikel kita. Bisa juga karena karena penulis tidak mengikuti Guided For Author (GFA), khususnya cara menulis referensi/daftar pustaka. Semoga Tips dan Trik mengenai Cara Menulis Artikel Ilmiah: Daftar Pustaka (References) ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Penulis: Binar Kurnia Prahani