Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Timbulnya Permasalahan Pendidikan

MAKALAH DASAR DASAR PENDIDIKAN
TIMBULNYA PERMASALAHAN PENDIDIKAN SETELAH DIADAKANNYA PROGRAM DARI PEMERINTAH



OLEH: RIZA AZIZAH PRATAMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena atas berkat rahmat dan hidayah-NYA telah memberi kelancaran dan kemudahan bagi saya untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Tanpa adanya pertolongan dari-Nya saya tentu tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan saya dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangkitkan saya dalam memperbaiki makalah ini.
Semoga isi dari makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk membangun inspirasi dan membantu mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Dan semoga dapat menambah wawasan yang positif bagi masyarakat umum.





Madiun, Desember 2019


Riza Azizah Pratami
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...........ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………………………….2
BAB II…………………………………………………………………………………………3
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
A. Faktor Pemicu Permasalahan Pendidikan……………………………………………...3
B. Program Pemerintah Untuk Pendidikan Di Indonesia…………………………………4
BAB III………………………………………………………………………………………...9
PENUTUP……………………………………………………………………………..............9
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….9
B. Saran……………………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang umumnya dilakukakan di sekolah yang memiliki tenaga pendidik atau guru yang mengajar. Pendidikan sangatlah penting bagi generasi bangsa Indonesia untuk membantu memajukan kesejahteraan bangsa. Bangsa Indonesia memerlukan generasi muda yang cerdas dan kreatif untuk memberikan perubahan lebih baik terhadap bangsa. Proses belajar yang berlandaskan pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga di luar sekolah seperti tempat untuk bimbingan belajar maupun tempat-tempat lain yang terdapat tenaga pengajar. Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan harus didapatkan dari seorang guru yang berada di sekolah, padahal pendidikan dapat diperoleh dari mana saja. Faktor utama pendidikan seseorang yang sebenarnya berasal dari keluarga mereka masing-masing, karena keluarga merupakan tenaga pendidik pertama yang ditemui dan memiliki kedekatan yang sangat signifikan. Orang tua dan keluarga memiliki pengaruh penting dalam pendidikan seorang anak. Sudah pastinya para orangtua menginginkan anaknya menjadi seseorang yang jauh lebih sukses dari mereka. Orang tua juga menginginkan anaknya merasakan kesuksesan atas kerja kerasnya sendiri yang nantinya akan membawa mereka pada kebahagiaan yang sesungguhnya. 
Terjadinya banyak permasalahan pendidikan di Indonesia sudah tidak asing di telinga masyarakat. Permasalahan pendidikan merupakan suatu hal penting yang dapat mengkacaukan pendidikan Indonesia yang harus segera dituntaskan. Permasalahan pendidikan yang terjadi bukan hanya karena latar belakang anak yang menempuh pendidikan, namun juga karena program dari pemerintah yang tidak sesuai dengan kemampuan dan karakter masyarakat Indonesia. Banyak anak putus sekolah karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Pemerintah sudah banyak membuat program beasiswa pendidikan untuk membantu anak Indonesia yang memiliki prestasi agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi mengapa masih ada saja siswa Indonesia yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Berbagai program sudah dilakukan untuk membuat sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi dan dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain.


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat timbulnya permasalahan pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana cara kerja program pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor timbulnya permasalahan pendidikan di Indonesia.
2. Mengetahui cara kerja program pemerintah untuk pendidikan di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Pemicu Permasalahan Pendidikan
Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya permasalahan pendidikan di Indonesia yaitu adanya ketidakpahaman masyarakat terhadap program yang diadakan pemerintah dan juga karena adanya masalah ekonomi keluarga. Ketika para orangtua siswa sudah berusaha keras membanting tulang untuk biaya sekolah anaknya, mereka juga dilibatkan dalam rumitnya program pemerintah yang menitikberatkan kepada masyarakat. Memang pada mulanya permasalahan pendidikan hanya timbul karena kurangnya fasilitas di sekolah, rendahnya kualitas tenaga pendidik, mahalnya biaya yang digunakan, dll. Namun sekarang tidak. 
Mahalnya biaya spp sekolah saat ini sudah mendapat subsidi dari pemerintah, ada beberapa daerah yang memberi bantuan untuk sekolah-sekolah yang kiranya para siswanya membutuhkan karena rendahnya penghasilan orangtua. Tapi pemerintah juga meluncurkan banyak beasiswa untuk membantu rakyatnya, adanya beasiswa bidikmisi untuk siswa yang kurang mampu, adanya bantuan BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskun), ada juga beasiswa untuk siswa berprestasi. Bantuan beasiswa tersebut telah disebar di seluruh sekolah negeri hingga ke pelosok Indonesia. Bantuan untuk anak berkebutuhan khusus pun tak luput dari pegangan pemerintah setempat.
Kurikulum yang berubah-ubah membuat siswa yang terkadang menjadi kelinci percobaannya merasa tidak nyaman. Perubahan kurikulum bukan tidak berlandaskan apapun, melainkan itulah cara pemerintah untuk memperbaiki proses belajar mengajar pendidikan di Indonesia. Hingga saat ini sudah banyak kurikulum lama yang ditinggalkan dan sudah direvisi oleh kurikkulum yang baru. Terkait dengan adanya ketertinggalan program belajar Indonesia dari negara lain.
Pemilihan sekolah menjadi suatu tujuan utama untuk dapat melanjutkan ke sekolah yang diimpikan, banyak sekolah berlabel favorite dan sekolah biasa saja. Sekolah favaorite hanya terdapat beberapa saja dalam satu daerah. Tingginya minat siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah favorite membuat para siswa berjuang keras semaksimal mungkin agar dapat bersekolah di tempat yang diimpikannya, orangtua pun membantu anaknya untuk dapat masuk ke sekolah favorite. Berbagai prestasi diraih untuk memudahkan siswa melanjutkan studi ke sekolah favorite, bahkan jarak yang jauh pun tidak menjadi masalah untuk bisa sampai pada sekolah yang dituju. Sistem seperti ini membuat anak-anak Indonesia yang cerdas hanya akan berkumpul di satu lingkup dengan label sekolah favorite. Sedangkan anak-anak lainnya yang perlu dibantu untuk mengasah dan meningkatkan prestasi hanya dapat bersekolah di sekolah biasa yang terkadang tenaga pendidik yang diberikan pun kurang berkualitas. Akhirnya, pemerintah memikirkan suatu cara supaya seluruh anak Indonesia disamaratakan. Pemerataan anak-anak Indonesia ini memiliki tujuan agar anak-anak Indonesia yang memiliki kecerdasan dan prestasi lebih dapat membantu belajar dari siswa yang kurang aktif dan cenderung memiliki kecerdasan kurang mumpuni. Pihak dari pemerintah terutama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhadjir Effendi sepakat untuk mengadakan sistem zonasi dan melakukannya secara bertahap yang akhirnya diterapkan diseluruh Indonesia untuk meratakan pendidikan yang ada.

B. Program Pemerintah Untuk Pendidikan Di Indonesia
Pemerintah memiliki beberapa program dalam kurun beberapa tahun terakhir ini dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program-program pemerintah yang telah dirancang dan direncanakan sejak lama telah dilaksanakan secara bertahap. Mulai dari program beasiswa untuk siswa berprestasi, kemudian adapun beasiswa untuk siswa tidak mampu, dilanjutkan dengan diubahnya program kurikulum, hingga dilaksanakannya sistem zonasi. Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo juga membuat program KIP (Kartu Indonesia Pintar). Ada tiga program yang gencar dilakukan oleh pemerintah untuk setahun terakhir ini.
1. Program Beasiswa
Pemerintah menyelenggarakan banyak program beasiswa dengan beberapa tujuan, yakni untuk siswa berprestasi, siswa tidak mampu, dan siswa tidak mampu namun berprestasi. Jenis beasiswa yang sudah dilaksanakan antara lain beasiswa penghargaan, beasiswa bantuan, beasiswa penelitian, beasiswa non-akademik, beasiswa ikatan dinas. Beasiswa yang murni bersumber dari pemerintah yakni Beasiswa LIPI, BAPPENAS, dan beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang berasal dari Departemen Keuangan. 
Untuk saat ini beasiswa yang sering terdengar dan banyak diberikan kepada masyarakat adalah beasiswa bantuan (BKSM), beasiswa bidikmisi, beasiswa untuk siswa berprestasi. Beasiswa bantuan (BKSM) diberikan kepada siswa yang penghasilan orangtuanya rendah dan program ini diberikan oleh sekolah negeri SMA maupun SMP, sistem pendataan BKSM dilakukan dengan cara menyuruh siswa tidak mampu untuk mengisi angket data yang telah disediakan sekolah kemudian membawa surat-surat keluarga seperti akte kelahiran dan kartu keluarga, juga diwajibkan membawa surat Keterangan Tidak Mampu dari desa masing-masing yang telah ditandatangani oleh Kepala Desa. Apabila data dari angket tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut benar-benar tidak mampu maka akan disetujui oleh pihak sekolah yang kemudian didaftarkan sebagai penerima BKSM. Program beasiswa bidikmisi yang diadakan pemerintah untuk membantu siswa berpertasi namun tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Beasiswa bidikmisi ini dilakukan dengan cara mengisi angket data mengenai keadaan keluarga saat ini, asset yang dimiliki, hingga penghasilan perbulan dari orangtua. Beasiswa bidikmisi juga mengharuskan siswa melampirkan data dan surat-surat keluarga yang discan kemudian diunggah dilaman Belmawa milik Ristekdikti yang dikelola oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Setelah semua angket terisi dan data yang diperlukan telah diunggah maka akan diberikan username bidikmisi, kemudian ketika akan mendaftar sekolah lanjutan atau perguruan tinggi menggunakan bidikmisi maka masukkan username bidikmisi yang telah diberikan. Apabila telah disetujui oleh sekolah/perguruan tinggi, tim bidikmisi dari sekolah tersebut akan melakukan survei lokasi sesuai alamat siswa yang telah mengisi angket bidikmisi, jika memang layak menerima bantuan maka beasiswa bidikmisi akan diberikan. Namun sayangnya adanya bidikmisi disetiap Universitas atau Sekolah akan diterima tidak hanya karena survei melainkan juga karena kuota. Karena ada juga siswa yang memanipulasi data angket bidikmisi kemudian meminjam rumah orang lain atau rumah neneknya ketika di survei, akhirnya siswa tersebut berhak menerima beasiswa bidikmisi. Sedangkan siswa yang benar-benar membutuhkan malah tidak mendapat bantuan beasiswa bidikmisi dari pemerintah. 
Beasiswa penghargaan untuk siswa Indonesia yang telah meraih prestasi di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa tersebut tidak dipandang sebagai siswa mampu atau siswa tidak mampu. Apabila mereka telah meraih prestasi entah tingkat internasional, tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, hinggat tingkat antar sekolah pun mereka tetap berhak mendapatkan beasiswa penghargaan. Karena ketika siswa akan meraih prestasi itu juga selalu dilandasi karena ingin maju kompetisi ke tingkat yang lebih tinggi hingga dapat membela Indonesia di kancah Internasional. Prestasi yang dimaksud disini tidak hanya prestasi akademik, melainkan juga prestasi non-akademik.
2. Perubahan Kurikulum
Dari zaman pemerintahan Presiden Soekarno sudah mulai diberlakukan adanya kurikulum untuk membantu proses belajar pendidikan di Indonesia. Dari tahun ke tahun kurikulum dinamai dengan nama tahun pada saat itu atau pada saat dilakukannya perubahan. Perubahan kurikulum terus-menerus dengan tujuan penyempurnaan. Mulai tahun 1947, kemudian diubah tahun 1952, diubah lagi tahun 1964, mengalami perubahan lagi tahun 1968, kemudian disusul tahun 1975, yang diganti pada tahun 1984, sampai dengan tahun 2004, dan berganti KTSP tahun 2006, yang akhirnya diubah kembali pada tahun 2013 hingga disempurnakan menjadi Kurikulum 2013 Revisi yang diberlakukan hingga sekarang. Bukan tanpa alas an, perubahan kurikulum dilakukan atas dasar survei dan respon dari masyarakat mengenai program kurikulum yang sedang dilaksanakan. Perubahan kurikulum juga dilakukan karena untuk mengikuti perkembangan pendidikan intenasional agar dapat mengejar ketertinggalan pendidikan. Lamanya Indonesia dijajah oleh bangsa asing membuat rakyat Indonesia tertekan dan menghambat pendidikan rakyat yang menyebabkan ketertinggal laju pendidikan yang ada di Indonesia, hal ini juga menyebabkan banyaknya rakyat Indonesia yang buta huruf.
Pertama kali dimulainya program kurikulum semata-mata dibuat untuk segera memiliki tahapan-tahapan dan proses belajar yang jelas bagi Indonesia. Karena kurikulum 1947 tidak secara murni berisi sistem pembelajaran baru, karena pada saat itu adalah tahun kemerdekaan Indonesia yang kedua setelah pendidikan Indonesia dibawah kuasa Belanda dan Jepang. Kurikulum ini pun baru mulai dilaksanakan tahun 1950. Pada awal munculnya kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter rakyat Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kemudian disusul dengan kurikulum baru pada tahun 1952 yang mulai mengkaitkan ilmu pendidikan dengan kehidupan sehari-hari. Pada kurikulum 1964 mulai merancah ke dalam potensi akademik, yang akan dibekali sejak masuk Sekolah Dasar. Dikembangkan pula kompetensi kecerdasan, kreativitas, dan moral. 
Tahun 1968 mulainya kurikulum baru setelah pergantian presiden yang saat itu dipimpin oleh Bapak Soeharto, kurikulum ini meringkas program kurikulum sebelumnya menjadi lebih efisien. Dilanjutkan dengan kurikulum 1975 yang perubahannya mulai menjurus, setiap bahasan menjadi satu pelajaran. Kurikulum 1975 pun disempurnakan menjadi kurikulum 1984 dengan menekankan keahlian. Tahun 1994 dan 1999 sebenarnya menjadi salah satu proses perubahan kurikulum, namun pada tahun tersebut hanya sebagai proses memadukan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984 yang pada dasarnya sama hanya diubah sedikit saja. 
Mulai diadakannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 yang menjadi kurikulum 2004 pada kala itu, namun kemudian diperbaiki lagi tahun 2006 menjadi kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum 2006 yang memprioritaskan guru untuk menjelaskan materi pelajaran dihadapan siswanya membuat para siswa menjadi pasif karena mengandalkan penjelasan dari guru untuk mencari ilmu dan akan membuat siswa tersebut tidak begitu aktif untuk mencari informasi atau ilmu pendidikan di tempat lain. Akhirnya, kurikulum 2013 muncul dengan sistem yang jauh lebih baik dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 sebagi penyempurna, karena isi dari kurikulum ini memadukan dan menselaraskan kurikulum-kurikulum sebelumnya supaya dapat membawa Indonesia yang lebih maju. Kurikulum ini menerapkan proses belajar dengan mengutamakan siswa untuk aktif dalam mencari ilmu, karena ilmu sudah disediakan dimana saja dan siswa bertugas untuk mempelajarinya. Jadi tugas guru membantu membimbing dan mengarahkan siswa apabila ada yang masih belum dipahami dari apa yang mereka pelajari sendiri. Seiring berjalannya waktu, kurikulum 2013 ini kurang efisien dan kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 2013 revisi yang menyeimbangkan guru dengan siswa. Seorang guru tetap menjelaskan materi kepada siswa-siswanya dengan jelas kemudian diberi tugas, dan seorang siswa tetap dituntut untuk aktif mencari ilmu di luar program sekolah dan tidak mengandalkan guru sebagai tempat pencari ilmu satu-satunya.
Dalam kurikulum 2013 juga dibarengi dengan teknologi yang ada, ketika kurikulum 2013 mulai dilaksanakan, proses Ujian Nasional menggunakan komputer juga diberlakukan dibeberapa sekolah yang sudah mampu dalam kutipan sudah memiliki sarana yang memadai, dari tahun ke tahun akhirnya seluruh sekolah SMP dan SMA sederajat di Indonesia sudah menggunakan komputer untuk Ujian Nasional. Adanya program Fullday School juga bagian dari program dalam kurikulum 2013 revisi. Fullday School dilaksanakan secara bertahap yang kemudian diterapkan di seluruh sekolah.
3. Sistem Zonasi
Munculnya sistem zonasi yang diadakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhadjir Effendi saat masih menjabat sebagai Menteri. Zonasi ini diadakan karena Bapak Menteri menginginkan kesetaraan diantara siswa Indonesia. Mereka yang memiliki kecerdasan dan keaktifan lebih cepat dapat berbaur dengan mereka yang keaktifannya standar. Karena di Indonesia memiliki banyak sekolah dengan label sekolah favorit yang membuat siswa berbondong-bondong berusaha masuk ke sekolah tersebut hingga ada yang menggunakan uang demi dapat bersekolah di sekolah favorit, padahal sekolah favorit harusnya berisikan siswa-siswa yang cerdas dasarnya. Akhirnya Mendikbud RI memutuskan untuk membuat sistem zonasi supaya para siswa dapat bersekolah tanpa adanya kesenjangan. 
Sistem zonasi ini bekerja dengan metode menjaring siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah tersebut. Jarak ukur zonasi diukur dengan jarak mulai dari kantor kelurahan desa menuju sekolah, apabila ada siswa yang jaraknya sama maka akan dipriositaskan bagi siswa yang mendaftar dahulu. Sistem ini juga memberi kuota bagi masing-masing sekolah, jadi siswa tetap bisa mendaftar melalui jalur prestasi karena kuotanya sudah disediakan. Namun, kuota untuk siswa berprestasi sangatlah sedikit yang akhirnya tetap membuat siswa untuk memilih sekolah terdekat. Apabila kehabisan kuota di sekolah terdekat, membuat siswa untuk sekolah bahkan lebih jauh dari yang dibayangkan, keluar dari area zonasi. Sistem zonasi ini juga membuat sekolah berlabel favorit dapat menurun prestasi akademiknya, dikarenakan tidak dapat menjaring bibit bibit unggul dari berbagai kalangan masyarakat. 








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan pendidikan di Indonesia. Ketidakpahaman masyarakat Indonesia terhadap program yang diberikan oleh pemerintah menjadi faktor utama yang menjadi pemicu permasalahan pendidikan. Tapi terkadang beberapa program pemerintah juga sulit dipahami oleh masyarakat awam. Padahal pemerintah memiliki tujuan yang baik untuk membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Adanya pro kontra dari masyarakat mengenai program yang diadakan pemerintah,  karena tidak sesuai dengan keadaan masyarakat pada umumnya. Ketika pemerintah membuat dan mengadakan program baru, mereka hanya melakukan percobaan secara bertahap dan menerima saran dari orang-orang yang memiliki jabatan tanpa mau tau yang dirasakan oleh rakyat sebenar-benarnya. Meskipun program tersebut diadakan demi kebaikan bersama.
B. Saran
Pemerintah diharapkan lebih bijak kembali dalam membuat program baru khususnya untuk program pendidikan, karena bergantinya sistem pendidikan sangat berpengaruh bagi daya pikir siswa dan masyarakat Indonesia yang menjalaninya. Untuk masyarakat Indonesia pun diharapkan supaya lebih menggali informasi mengenai program baru yang akan atau sedang dilaksanakan pemerintah agar tidak ada kesalahpahaman dan program yang dilaksanakan berjalan dengan lancer seperti yang diharapkan.











DAFTAR PUSTAKA
Bustamil A. 2013 Penggunaan Beasiswa Bidik Misi Pada Mahasiswa FKIP UNTAN. Skirpsi. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Idi A. 2007 Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Kunandar 2017 Implementasi Kurikulum KTSP, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Machali I 2014 Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 Dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Nawawi H 2015 Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press