Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa ada 24 Jam dalam Sehari?

Seperti apa yang sudah kita ketahui, jika dalam satu hari terdiri dari 24 jam. Apakah kalian pernah bertanya-tanya, bagaimana hal tersebut terjadi? Mengapa harus 24 bukan nomor yang lain seperti 40? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijelaskan dalam paparan atau penjelasan berikut.

Mengapa ada 24 Jam dalam Sehari?
Banyak sumber dari internet maupun buku menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi berawal dari orang-orang Mesir Kuno sekitar tahun 1500 SM. Mereka membagi hari menjadi 10 jam dengan perangkat yang disebut jam bayangan dan kemudian menambahkan satu jam pada setiap akhir. Satu jam untuk waktu malam dan satu jam lagi untuk pagi hari.

Mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Mereka melakukan cara seperti mengamati bayangan pada siang hari serta mengamati bintang pada malam hari karena tidak ada sinar matahari yang dapat menimbulkan bayangan. 

Lalu bagaimana dengan penjelasan sesuai teori fisika? 

Pada masa saat ini dikenal istilah waktu sideris dan waktu surya. Sebelum membahas lebih lanjut tentang waktu sideris dan waktu surya, jika kita perhatikan, kita akan mendapatkan posisi matahari akan berada di titik yang sama setelah selang 24 jam. Itu tandanya bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk berotasi. Tetapi sebenarnya waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali adalah 23 jam 56 menit. Lebih cepat 4 menit dari apa yang telah kita diskusikan. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan lagi, apa yang melandasi teori tersebut?

Satu hari surya didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan matahari untuk bergerak dari suatu titik ke titik itu lagi. Selanjutnya yaitu satu hari sideris. Hampir sama dengan konsep satu hari surya, namun satu hari sideris menggunakan bintang sebagai patokannya. Waktu yang diperlukan oleh bintang untuk kembali ke titik semula adalah 23 jam 56 menit. Hari sideris jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari namun sering digunakan oleh astronom untuk menentukan posisi benda langit. 

Adanya perbedaan satu hari surya dan satu hari sideris disebabkan oleh adanya revolusi bumi mengitari matahari. Apabila bumi hanya melakukan rotasi, perputaran bumi pada porosnya, dan tidak melakuka revolusi, maka tidak akan ada perbedaan waktu antara satu hari surya dan satu hari sideris. Sedangkan rotasi bumi mengakibatkan terjadinya siang dan malam, gerak senu harian matahari, perbedaan waktu, perbedaan percepatan gravitasi bumi, dan pembelokan arah arus laut.

Seperti yang telah kita diskusikan pada penjabaran diatas, kita mengetahu bahwa pembagian 24 Jam dalam satu hari menjadi masing-asing 12 jam didasarkan pada hari ekuinoks. Apa itu hari ekinoks? Menurut apa yang dituliskan pada Wikipedia, nama "ekuinoks" berasal dari bahasa Latin aequus (yang berarti sama) dan nox (yang bermakna malam), karena selama ekuinoks, panjang siang dan malam sama.

Mengapa ada 24 Jam dalam Sehari?


Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa melewati kota Pontianak. Wilayah khatulistiwa memiliki nilai lintang 0 derajat. Hal tersebut mengakibatkan jika jam mennjukkan pukul 12.00 pada siang hari, posisi mata hari akan tepat berada di titik tertinggi atau tegak lurus di atas kepala kita.

Itulah kira-kira gambaran dan informasi tentang mengapa dalam satu hari terdapat total 24 jam dengan terbaginya menjadi 12 jam siang dan 12  jam malam. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.


Penulis : SHELVI MAGRETA