Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Karakter Sebagai Revolusi Pendidikan di Indonesia

Pendidikan Karakter Sebagai 

Revolusi Pendidikan di Indonesia

Pendidikan Karakter Sebagai Revolusi Pendidikan di Indonesia


Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang menjadi sebuah ciri khas antara individu manusia, atau karakter dapat di katakan juga sebagai keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu lain. Karakter dari seseorang sendiri juga dapat dibentuk melalui kebiasaan atau dari suatu keadaan yang terjadi di berbagai lingkungan dari individu tersebut. Kebiasaan-kebiasaan dan keadaan yang membentuk karakter seseorang sendiri bisa diwujudkan dengan sengaja maupun tidak sengaja, dalam konteks keadaan yang disengaja dapat diwujudkan semata-mata untuk mendidik karakter individu.

Pendidikan karakter yang paling pertama didapat adalah melalui lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang agamis maka dapat membentuk karakter individu yang agamais pula, sedangkan lingkungan keluarga yang kurang harmonis maka dapat membentuk individu seseorang cenderung kurang baik. Perlunya dukungan lingkungan pembentuk karakter yang lain dari lingkungan keluarga menjadi penting untuk mengimbangi pembentukan karakter yang awalnya dilakukan pada lingkungan keluarga sendiri.

Salah satu lingkungan pendidikan karakter yang dapat diwujudkan dan dipola dengan sengaja adalah melalui pendidikan karakter di lingkungan pendidikan formal seperti sekolah formal sejak dini. Perwujudan pendidikan karakter di lingkungan sekolah cenderung lebih tertata dalam sebuah program, sehingga pendidikan karakter yang dilakukan cenderung dapat membentuk seorang individu menjadi karakter yang ingin diwujudkan. 

Karakter sendiri adalah suatu ciri khas dari individu dengan individu lainnya, jika sebuah sekolah berhasil melakukan pendidikan karakter maka cenderung murid--murid di lingkungan pendidikan tersebut memiliki sebuah ciri khas yang dapat dibandingkan dengan hasil pendidikan karakter di lingkungan pendidikan lain, misal di lingkungan pesantren memiliki karakter khas yang lebih agamis dibandingkan dengan murid sekolah formal biasa dan kebalikannya ilmu-ilmu seperti eksakta menjadi perwujudan karakter lingkungan sekolah formal yang lebih menonjol dari pada lingkungan pesantren.

Pendidikan karakter di Indonesia perlu mewujudkan sebuah revolusi baru yang mewujudkan moral yang lebih bermutu dan lebih baik, sebanding dengan semakin menurunnya moral para peserta didik di Indonesia. Nampak berbagai macam kasus dan kejadian – kejadian aneh di lingkungan pendidikan Indonesia sebagai bukti semakin menurunnya moral para peserta didik, seperti kasus pelecehan kemudian kasus penganiayaan bahkan ada pula sampai kasus pembunuhan. Perilaku-perilaku peserta  didik semakin tidak sopan pada pengajar, berbeda dengan lingkungan pendidikan pada masa orang tua kita dulu yang lebih keras dan mendidik. Moral yang semakin menurun maka diperlukan sebuah revolusi dalam pendidikan karakter utnuk merubah moral yang semakin memburuk.

Revolusi pendidikan karakter salah satu yang perlu dilakukan adalah mendidik rasa mengerti antar sesame individu. Pertikaian dan perklehaian antar peserta didik seperti tawuran antar sekolah dan geng – geng antar peserta didik menjadi momok di dunia pendidikan saat ini. Revolusi-revolusi ini perlu dimasukkan dalam kurikulum pembenahan di lingkup pendidikan agar lebih berpengaruh di lingkungan pendidikan untuk membenahi segala kasus kerusuhan di lingkungan pendidikan saat ini. 

Revolusi lain yang sekiranya perlu dilakukan adalah pembenahan akhlak pribadi, sebelumnya pendidikan yang lebih ditekankan adalah pendidikan ilmu pengetahuan saja. Kesombongan intelektual semakin menjadi – jadi dan membesar karena pola ini, memang benar taraf ilmu pengetahuan semakin membaik namun kepedulian dan akhlak antar sesame dikesampingkan. Ambisi diri sendiri menjadi semakin besar dan cenderung menjadi jurang pemisah antar individu sehingga mewujudkan rasa cemburu dan kesenjangan dan menjadi kasus – kasus yang belakangan ini terjadi.


Penulis : Alvin Rezkya N