Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
Kompetensi Kepribadian Guru
Pengertian Kepribadian
Kepribdadian merupakan sesuatu yang ada dalam diri manusia. Kepribadian ada karena kebiasaan yang mengalami keterbiasaan. Kepribadian mencerminkan bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Misalnya seseorang memiliki kepribadian yang jujur, maka dalam menjalankan hidup seseorang tersebut tidak pernah berbohong pada diri sendiri dan orang lain. Jika orang tersebut berbohong, maka di dalam dalam hati kecilnya akan mengalami kegelisahan.
Pribadi guru memang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini di rasa maklum karena manusia adalah makhluk yang suka meniru, termasuk meniru kepribadian gurunya. Jadi tidak jarang dan memang banyak sekali kita menemukan fenomena bahwa seringkali ketika orangtua akan mendaftarkan anaknya kesekolah, maka orang tua mereka akan mencari tahu seperti apa kualitas sekolah tersebut dan ingin mengetahui dan mencari informasi tentang seperti apa guru-guru yang akan membimbing anak-anaknya kelak. Orang tua peserta didik akan mencari sekolah dengan kualitas guru yang baik di dalamnya.
Pengertian Guru
Guru adalah role model atau panutan bagi peserta didiknya, oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, sehingga bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya. Bisa dibayangkan jika seorang guru tidak memiliki kepribadian yang baik, misalnya sering datang terlambat. Maka akan ada peserta didik yang akan meniru perbuatan guru tersebut, yaitu datang terlambat.
Kompetensi Kepribadian Guru
Seorang guru harus memiliki kepribadian antara lain beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Kedemokrasian guru sangat diperlukan. Misalnya ketika pengabilan keputusan penggantian jam mata pelajaran, seorang guru tidak boleh otoriter, dan harus meminta pertimbangan siswanya kapan jam yang harus diambil untuk mengganti jam mata pelajaran yang sempat kosong.
Jika seorang guru bersikap otoriter, maka sama saja seorang guru tersebut membatasi hak siswanya untuk mengerjakan hal yang lain seperti belajar mata pelajaran yang lain, bermain dengan teman – temannya, atau pun beristirahat. Oleh karena itu, keputusan di dalam kelas adalah keputusan bersama yang didasarkan musyawarah di dalam kelas tersebut.
Selain itu, guru harus mantap. Yang dimaksudkan dari kepribadian mantap ini adalah kemantapannya dalam keilmuannya, mantap dalam mengajar, dalam membagikan ilmu, dan dalam menyalurkan informasi kepada peserta didiknya. Jika seorang guru tidak mantap, maka akan goyah jika mendapat sanggahan dari peserta didiknya. Jika hal itu tetap terjadi, maka seorang guru akan dipandang tidak menyenangkan oleh peserta didiknya.
Peserta didik akan bertanya tanya, apakah guru yang mereka hadapi saat itu kuat dengan keilmuannya atau malah lemah dalam keilmuannya. Untuk menghindari hal seperti itu, seorang guru harus kuat dalam bidang keilmuannya sehingga dapat menransfer ilmu kepada semua peserta didiknya. Sebagai seorang pengajar, sebelum mengajar, guru juga harus belajar. Jadi, ketika dalam proses belajar mengajar, guru tidak mengalami kendala.
Dalam perjalanan menjadi seorang guru, kepribadian guru memang sangat diperlukan. Oleh karena itu, untuk menjadi pewagai negeri sipil apalagi mengambil formasi seorang pendidik, maka kita harus melalui tes karakteristik pribadi atau yang disingkat TKP, dalam tes itu akan nilai bagaimana menjadi pengabdi yang baik. Untuk menjadi guru pun kita harus memiliki pribadi yang baik sehingga bisa menjadi panutan untuk peserta didik yang kita didik dan dapat menghasilkan generasi berkepribadian baik serta berguna bagi bangsa dan negara.
Penulis : Fajaria Meli S