Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Literasi di Indonesia

KRISIS LITERASI DI INDONESIA

Pentingnya Literasi di Indonesia

Secara sederhana literasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Literasi juga sering disebut juga melek aksara. Namun saat ini literasi tidak hanya dikatan melek aksara. Karena aspek literasi saat ini meluas. Ada beberapa jenis literasi seperti literasi komputer, literasi media, literasi teknologi, literasi ekonomi, literasi informasi bahkan terdapat literasi moral. 

Sehingga literasi dapat diartikan melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka terhadap politik. Kemampuan literasi seseorang tidak dapat lahir secara alamiah, butuh waktu dan proses yang panjang unyuk membuat seseorang menjadi literat. Proses ini dapat dimulai dari lingkungan yang kecil yaitu lingkungan keluarga kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat.

Saat ini negara Indonesia mengalami krisis literasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset  dari berbagai sumber yang menyaatakan kondisi literasi di Indonesia yang sangat memprihatinkan. UNESCO mencatat indeks minat baca Indonesia adalah 0,001. Artinya setiap 1000 orang hanya ada satu orang yang memiliki minat baca. 

Masyarakat Indonesia rata-rata membaca nol sampai satu buku setiap tahunnya. Hasil ini sangat jauh dari Jepang dan Amerika. Masyarakat Jepang dapat membaca 10-15 buku dalam setiap tahunnya, terlebih lagi di Amerika masyarakatnya dapat membaca 10-20 buku per tahunnnya. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN juga pun indeks baca Indonesia masih rendah karena di negara-negara ASEAN selain Indonesia masyarakatnya dapat membaca dua sampai tiga buku per tahunnya. 

Pentingnya Literasi di Indonesia

Hasil riset dari PISA juga menyatakan bahwa tingkat literasi di Inonesia masih rendah. Berdasarkan hasil PISA 2015 Indonesia berada pada peringkat 62 dari 72 negara dengan skor 395. Hasil ini masih rendah daripada negara Vietnam. Padahal jika dilihat dari anggaran pendidikanya sama yaitu 20% dari APBN. Aspek yang dinilai dari riset ini yaitu kemampuan membaca, matematika dan sains. Hasil terbaik yang didapatkan pada tahun 2009 dengan skor 402. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi yaitu kurangnya minat membaca. Kurangnya  minat baca dapat diakibatkan karena masyarakat Indonesia tidak terbiasa untuk membaca buku sejak kecil. Membaca dianggap sebagai aktivitas yang membosankan dibuktikan dengan ketika kita membaca rasa jenuh dan bosan akan muncul dengan cepat. Terlebih lagi pada zaman kemajuan teknologi semakin membuat masyarakat enggan untuk membaca karena bacaan dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar. Sebagai contoh saat ini banyak novel yang difilmkan. Hal ini membuat masyarakat mengatahui isi novel tanpa harus membacanya.

Pentingnya Literasi di Indonesia
Selain karena faktor kurangnya minat baca dari masyarakat, rendahnya tingkat literasi juga dapat disebabkan dari pemerintah. Saat ini anggota Dewan lebih sering berdiskusi masalah ekonomi, korupsi, pembangunan tidak pernah membahas meneganai literasi di Indonesia. Padahal literasi suatu hal yang mendasar untuk mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Literasi dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia agar dapat meneyesuaikan dengan perkembangan global. Selama ini dukungan pemerintah bersifat temporer. Pemerintah akan perhatian ketika ada peringatan hari tertentu seperti peringatan Hari Buku Sedunia.

Solusi yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan tingkat literasi yaitu pertama dengan pemerataan pendidikan di Indonesia. Dengan adanya pemerataan akan memangkas jumlah buta huruf. Fasilitas pendidikan harus tersebar merata sampai ke pelosok tanah air. Kedua dengan membangun lebih banyak perpustakaan. Tidak jarang rendahnya tingkat literasi terjadi karena tidak adanya fasilitas yang memadai. Dengan dibangunnya perpustakan akan memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk menumbuhkan budaya litrasi. Ketiga dengan meningkatkan peranan pemerintah untuk meningkatkan literasi dapat berupa pembuatan program taman bacaan di seluruh tanah air dan pengembangan mendia bacaan yang menarik dan kreatif. 


Penulis : Noer Fadziilah Karira