Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Terjadinya Pelangi

PELANGI


Peristiwa-pertistiwa alam yang terjadi, seringkali kita tidak mengetahui bagaimana proses terjadinya. Salah satu peristiwa alam yang terjadi ketika musim hujan adalah terjadinya pelangi.

Pelangi adalah fenomena alam yang berupa optik dan meteorologi yang memiliki warna-warni indah yang sejajar yang ada dilangit.

Pelangi terjadi karena adanya pembelokan cahaya atau pembiasan, sehingga cahaya terbentuk secara struktur akan menghasilkan warna-warna yang indah yang biasa kita sebut pelangi. Berikut adalah ilustrasi dari proses terjadinya pelangi :

Pertanyaan yang sering kali muncul yaitu apakah setelah terjadi hujan selalu ada pelangi? 

Pelangi akan terjadi apalabila setelah hujan muncul sinar matahari yang bersinar. Jika tidak ada sinar matahari maka  tidak akan terbentuk pelangi. Jadi, tidak setiap setelah turun hujan pasti terbentuk pelangi. Untuk melihat pelangi pun harus dalam posisi tertentu karena terbatasnya titik pandang mata.

Jika ingin melihat pelangi, kita harus berada di antara pusat busur yang berada satugaris lurus dengan posisi kita. Fenomena terjadinya pelangi merupakan kejadian yang langka.

Fenomena ini sangat dinanti-nantikan oleh kebanyakan orang. Dan tak lupa kita mengucapkan rasa syukur atas keindahan ciptaan Tuhan.

Bagaimana warna-warna pada pelangi terbentuk? 

Proses terbentuknya yakni berawal dari cahaya matahari yang memiliki beberapa warna yang memiliki peran penting dalam pembentukan pelangi. Cahaya matahari tersebut dinamakan polikromatik.

Menurut ilmu fisika cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat adanya medan magnet dan medan listrik.

Cahaya tampak memiliki panjang yang berbeda-beda dimulai dari 4000 A sampai 7000 A dan tampak cahaya juga memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz. Oleh karena itulah warna warna pada pelangi terbentuk.

Proses Pelangi terjadi berkaitan dengan fisika

1. Pembiasan Cahaya terhadap Prisma 

Proses pembiasan ini mula-mula terjadi adanya tetesan air hujan dan cahaya matahari. Pembiasan terjadi ketika cahaya matahari menembus tetesan air, kemudian cahaya tersebut akan dibiaskan.

Sama dengan siat prisma, yaitu benda bening yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang bersudut. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal.

Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca.

Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara.

Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula.

2. Pemantulan Cahaya dan Dispersi Cahaya

Selanjutnya cahaya tersebut akan dipantulkan melalu medium rapat, kemudian cahaya tersebut akan melebur menjadi warna mejikuhibiniu.

Setiap warna pelangi akan di belokkan menuju sudut-sudut yang berbeda sehingga akan memunculkan warna yang berbeda.

Warna yang pertama terbentuk adalah warna ungu, dan warna yang terakhir dibelokkan adalah warna merah, warna-warna lain akan menyusul setelah itu. Maka terbentuklah pelangi.

Penulis : Dea Annice Purwadhani