Proses Terjadinya Pelangi
Warna Warni Horizontal di Langit
Terkadang ada sebagian orang yang mendambakan kehadirannyakarena warna indahnya yang unik. Berbagai warna berjajaran horizontal melengkung seolah sejajar dengan bumi yang berhiasi awan. Dengan warna yang menenagkan bagi yang meihar.Di atas langit terbentang luas menghampar di atas langit. Suatu hal unik yang terjadi atas karunia-Nya.
Menjadikan bumi yang terdapat langit terhiasi oleh kehadirannya. Begitu juga dengan setiap mata insan yang memandang, akan takjub dibuatnya. Apa namanya? Ya, namanya adalah pelangi. Pelangi terkadang menjadi mitos bagi sebagian orang yang melihatnya.
Dulu waktu masih anak-anak beranggapan bahwa pelangi muncul dikarenakan adanya hal aneh yang mendasari terbentuknya, seperti adanya naga beranekaragam yang melewati langit dari ujung bumi yang satu dengan yang lainnya.
Namun, setelah terdapat teori dan dikembangkan penerapannya, ia bukan halnya sekedar mitos belakang namun benar adanya. Namun, apakah kalian masih ragu? Apakah itu benar? Apakah hanya sebatas mitos belakang?
Pelangi atau yang disebut dengan bianglala adalah proses gejala optik dimana terjadi pembiasan cahaya oleh air dengan munculnya berbagai warna atau spektrum saling sejajar dengan beraneka ragam warna horizontal di langit yang biasanya terjadi setelah hujan tiba dan biasanya terjadi pada siang atau sore hari sesaat setelah turunnya hujan.
Warna indah ini nampak memberi ketenangan pada visual yang memandang. Dimana setiap spektrum warna yang berjajaran melengkung memberi simbol bahwa ada pembiasan oleh air hujan. Tidak selalu setiap turun hujan akan ada pelangi, tidak. Karena hal ini juga jarang dijumpai walaupun saat siang atau sore hari hujan turun.
Nah, bagaimana proses terbentuknya pelangi?
Bagaimana ia bisa terjadi ketika hujan reda? Sebenarnya pelangi berasal dari pembiasan cahaya oleh warna, yaitu warna putih. Warna putih sinar matahari merupakan gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Di langit setidaknya ada kurang dari 10 jenis macam warna yang terbentuk sebagai kumpulan warna dari pelangi.
Panjang gelombang cahaya terbentuk pita garis paralel atau yang disebut dengan spektrum cahaya. Menurut teori, spektrum warna merah berada pada sisi lain begitu juga dengan biru dan ungu yang berada pada sisi yang lain tergantung panjang gelombangnya.
Warna merah terkadang terbentuk dari tenggelamnya matahri dan terjadinya efek pembiasan cahaya oleh spektrum warna merah ini. Sebenarnya pelangi terjadi karena pembiasan oleh air hujan yang menembus prisma kaca dan menjadikan terbentuknya spektrum berbagai warna yang disebut pelangi.
Menurut ilmuan pada abad ke-17, ilmuwan Inggris Isaac Newton, (1642 -1727) menemukan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya adalah perpaduan cahaya berbagai warna. Dia bersinar sedikit sinar matahari melalui prisma segitiga kaca (balok kaca) di ruangan gelap.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa memang benar bahwa pelangi datang bermula dari sinar matahari dimana sinarnya berwarna putih lalu melewati prisma segitiga kaca dan mengalami pembiasan cahaya. Sebenarnya apa sih pembiasan itu? Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya dari medium rapat ke renggang atau dari renggang ke rapat melalui membran tertentu.
Kita juga pernah melihat cahaya matahari bukan sebagai dasar dari adanya pelangi ini.
Cahaya itu apa sih?
Cahaya adalah gelombang yang merambat lurus denag sifat tertentu, pada umumnya cahaya ini bersifat merambat lurus dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Ukuran ini merupakan ukuran yang sudah ditetapkan adanya.
Nah, dengan begitu berdasarkan teori yang ada yang dapat dijadikan sebagai dasar penerapan dalam pengambilan keputusan maka tidak akan diragukan lagi kebeadaanya dan tidak diragukan lagi darimana asalnya. Sehingga, mitos-mitos zaman dahulu, zaman anak-anak, hanyalah sebagai mitos dan tidak dibenarkan adanya.
Kita juga tidak dapat mengungkiri bahwa sejatinya semua yang terjadi di alam ini juga menerapkan kosep fisika sebagai dasar atau acuan (tolok ukur) yang dapat dijadikan sebagai teori dalam penerapannya.
Dengan keanekaragaman ini diharapkan kita semakin mampu dan selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia Tuhan yang diberikan kepada setiap makhluk-Nya. Dengan demikian kita akan selalu meyakini akan keberadaan-Nya dan memahami setiap proses untuk diambil hikmahnya.
Penulis : Amelia Nur Rosyandi