Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Body Shaming: Pengertian dan Dampaknya

Body shaming adalah jenis bullyan yang mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri dengan cara yang negatif. Entah itu mengejek tubuh gendut, kurus, pendek atau tinggi. Padahal, tanpa disadari kritik tentang tubuh dapat melukai seseorang .
Di setiap kesempatan korban body shaming akan merasa minder karena kondisi fisiknya, biasanya dari itu seseorang kebanyakan menyendiri.  Laporan penelitian Irene Teo dari Health Psychology Research group, University of Houston, Texas, Amerika serikat.

Ia mengatakan "bahwa tindakan body shaming dapat membuat seseorang depresi, yang tentunya memengaruhi tingkat depresi wanita. Body shaming menyebabkan rasa malu terhadap bentuk tubuh begitu tinggi sehingga depresipun meningkat". Efek dari body shaming tentu memberikan efek tekanan sendiri bagi orang yang mengalaminya.

Body shaming memberikan efek tekanan tersendiri bagi orang yang mengalaminnya. Body shaming juga merupakan bentuk dari bullying yang jarang diketahui manusia saat ini.

Contohnya: Seseorang bisa saja melakukan diet ketat dengan minum air saja tanpa disertai makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang cukup hanya demi turunnya berat badan dalam kurun waktu yangsingkat dengan tujuan terlihat cantik sesuai standar lingkungannya. Nah, dari situ kita jangan pernah menghina atau mengejek body shaming. Dari ejekkan tersebut bisa membuat mental seseorang jatuh.

Pengertian Body Shaming Menurut Psikologi


Body shaming sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari atau tidak. Maksud hati bercanda, tapi ternyata menyakiti orang lain. Tapi ada yang lebih menakutkan dari body shaming kepada orang lain. Apa itu? Agar lebih yakin, simak penjelasannya, yuk!

Pengertian body shaming
Pengertian body shaming adalah tindakan mengejek atau berkomentar negatif terhadap keadaan fisik atau tubuh seseorang. Singkatnya, bullying terhadap kondisi fisik seseorang.  Apa saja objek body shaming?
  1. Bentuk dan ukuran tubuh seseorang
  2. Wajah
  3. Kelainan fisik baik karena insiden atau genetis
  4. Tampilan yang berbeda dari mayoritas atau tidak memenuhi standar kecantikan
Ternyata body shaming juga bisa dilakukan terhadap diri sendiri!

Tidak hanya dilakukan terhadap orang lain, kamu pun bisa melakukan body shaming terhadap dirimu sendiri. Apa kamu pernah bercermin dan merasa “duh, kok aku gendut banget sih?” atau membandingkan fisikmu dengan orang lain? Ternyata itu juga termasuk body shaming, lho. Bedanya, kamu menjadi korban sekaligus pelaku body shaming itu sendiri.

Media sosial membuat body shaming semakin marak terjadi
Kita semua tahu adanya media sosial semakin mempermudah seseorang untuk melakukan hal tersebut.  Tak jarang, para warganet memberi komentar negatif terhadap bentuk tubuh para artis atau selebgram yang dijadikan sasaran body shaming. Padahal, media sosial bisa digunakan untuk hal yang lebih positif, seperti mengobati depresi. Segera konsultasikan dengan psikolog Riliv bila kamu mengalami hal ini.

Dampaknya terhadap kesehatan mental seseorang


Sama dengan bullying terhadap fisik, body shaming memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan mental seseorang. Terutama mereka yang sangat peduli dengan fisiknya. Komentar orang lain terhadap fisik mereka akan terus-menerus melekat di pikiran mereka. Akibatnya mereka menjadi tidak percaya diri, bahkan bisa berujung pada stres dan depresi.

Bahaya, dapat mengakibatkan eating disorder!
Merasa overweight atau underweight, korban body shaming akan berusaha untuk mengubah ukuran tubuhnya. Mereka akan mengurangi atau menambah porsi makan mereka dari biasanya, demi target yang ingin dicapai. Kalau terus-menerus dilakukan, tentu saja hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bila kamu ternyata mengalami eating disorder (kelainan pada kebiasaan makan) akibat body shaming, kamu perlu berkonsultasi dengan psikolog ya, Dear.