Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI

IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Fokus kajian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.
IPS adalah terjemahan dari istilah social studies, yang berarti penelaahan atau kajian tentang masyarakat. Dalam mengkaji masyarakat, dapat dilakukan dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik pemerintahan dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS.

Sesuai yang dikemukakan oleh seorang ahli pendidikan dan IPS yang bernama Moeljono Cokrodikardjo bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai ilmu sosial, yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

IPS menurut Nu’man Somantri mempunyai arti sebagai pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di Universitas, menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir para siswa-siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat, sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

Menurut S. Nasution, mendefinisikan IPS adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Lebih lanjut dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peranan manusia di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek: sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, pemerintahan dan psikologi sosial.

Menurut tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS adalah suatu bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah/human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan memperoleh pemecahannya. Penyajian harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.

Menurut Sardjio yang dikutip oleh buku Pembelajaran IPS di SD/MI, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. dan sifat dari IPS yaitu praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. IPS sebagai bidang studi yang memiliki cakupan yang cukup luas.

Meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Kemudian, pelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain.

Menurut pasal 37 UU RI No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pelajaran IPS merupakan salah satu bagian dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Dan tujuan utama dari pendidikan IPS di sekolah dasar mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap berfikir posiif terhadap perbaikan yang terjadi, terampil menghadapi masalah sosial di kehidupan sehari-hari .

IPS adalah mata pelajaran yang mencakup kegiatan dan kejadian sosial di dalamnya, yang kemudian dipelajari dan dikaji mendalam dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kejadian tersebut.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran di sekolah yang didesain atas dasar fenomena, masalah dan realitas sosial dengan pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan.

Karena itu IPS dapat dikatakan sebagai studi mengenai perpaduan antara ilmu-ilmu dalam rumpun ilmu-ilmu  sosial dan humaniora untuk melahirkan pelaku-pelaku sosial yang dapat berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosio kebangsaan.

Ruang Lingkup dalam Pelajaran IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. IPS juga berkaitan dengan bagaimana usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan materi, budaya, jiwa, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, untuk mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

Pada prinsipnya, hakikat yang dipelajari IPS adalah bagaimana mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia di muka bumi. Kebutuhan manusia dalam konteks sosial sangat banyak dan luas, maka pembelajaran IPS dalam setiap jenjang pendidikan perlu diadakan pembatasan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada jenjang masing-masing. misalnya ruang lingkup materi IPS untuk tingkat sekolah dasar dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang mampu dijangkau pada geografi dan sejarah. Itupun diutamakan pada gejala dan masalah sosial sehari-hari yang ada di lingkungan siswa .

Radius ruang lingkup tersebut dikembangkan secara bertahap, sejalan dengan perkembangan tingkat kematangan berpikir siswa. Pada tingkat lanjutan, ruang lingkup dan bobotnya diperluas pada masalah-masalah lingkungan, penerapan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan, transportasi, komunikasi, pengangguran, kelaparan, kemiskinan, dan sumber daya.

Dalam proses pembelajarannya, berbagai metode dan pendekatan digunakan. Kesadaran para peserta didik terhadap gejala dan masalah-masalah sosial harus terus dipertajam, dan dikembangkan.

Kemampuan menalar (reasoning) para siswa harus terus diasah. Dalam batas-batas yang masih mendasar, seharusnya mulai diterapkan teori, konsep, dan prinsip-prinsip keilmuan pada penalaran tersebut .

Selanjutnya secara garis besar Muchtar mengemukakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS mencakup empat aspek, yaitu:

  1. Sistem sosial dan budaya, meliputi: individu, keluarga dan masyarakat, sosiologi sebagai ilmu dan metode, interaksi sosial, sosialisasi, pranata sosial, struktur sosial, kebudayaan, dan perubahan sosial budaya
  2. Manusia, tempat, dan lingkungan, meliputi: sistem informasi geografi, interaksi gejala fisik dan sosial, struktur internal suatu tempat atau wilayah, dan interaksi keuangan, serta persepsi lingkungan dan kewilayahan
  3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan, meliputi: ketergantungan, spesialisasi, pembagian kerja, perkoperasian, dan kewirausahaan serta pengelolaan keuangan perusahaan
  4. Waktu, berkelanjutan, dan perubahan meliputi: dasar-dasar ilmu sejarah, fakta, peristiwa, dan proses


Pembelajaran IPS mempunyai tingkatan masing-masing sesuai dengan kemampuan peserta didik menangkap tentang arti sosial. Banyak sekolah-sekolah yang memasukkan IPS ke dalam kurikulum sekolah. Istilah IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, homaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Namun, di Sekolah Dasar tidak secara mentah mengajarkan secara khusus dalam geografi, sejarah, ekonomi, politik, atau ilmu-ilmu sosial yang lain. Peserta didik di Sekolah Dasar pada umumnya masih menggunakan dasar pemikiran dari apa yang dilihat.

Ada perbedaan materi mendasar dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPS di setiap Sekolah tidak selalu sama ruang lingkupnya. Setiap daerah ataupun Negara mempunyai latar sosial yang berbeda.

Jadi, pembelajaran IPS di setiap sekolah tidak selalu sama runag lingkupnya. Setiap daerah ataupun Negara mempunyai latar sosial yang  berbeda. Jadi, pembelajaran IPS disesuaikan dengan ciri sosial yang khas di daerah masing-masing, memberikan runag lingkup dan tingkatan dalam pembelajaran IPS. Semuanya dimulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai tingkat ke-12 .

Beberapa lingkup pembelajaran IPS yang disarankan oleh NCSS dari Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar yaitu, pembelajaran IPS tingkat sekolah dasar menjadi penting ketika kita melihat situasi dan maraknya informasi tanpa batas yang berkembang dalam bidang sosial tidak bisa kita bendung memberikan tantangan tersendiri dalam menghadapi kondisi tersebut.

Menurut Sumaatmadja, pembelajaran IPS tingkat Sekolah Dasar harusnya melihat pada perkembangan dan dikembangkan. Dasar mental-psikologis anak ini berkesinambungan dengan kehidupan sosial anak yang menjadi pengetahuan sosial anak yang menjadi pengetahuan sosial.

Istilah IPS di Sekolah Dasar menurut Gunawan merupakan suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.

Jadi, pembelajaran IPS Sekolah Dasar merupakan kajian ilmu yang terintegrasi dalam disiplin ilmu-ilmu sosial yang bersifat menyeluruh (holistic) yang materinya diambil dari rumpun ilmu sosial yang disesuaikan dengan lingkup keadaan sosial masyarakat.

Tujuan Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS di MI/SD memiliki banyak tujuan terlebih untuk menerapkan ilmu-ilmu sosial termasuk peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya. Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS MI/SD, yaitu:

  1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial agar kelak berguna bagi masyarakat disekitarnya.
  2. Membekali anak didik agar lebih teliti dan kritis dalam menyikapi suatu masalah sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat.
  3. Membekali anak didik agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan sesama warga masyarakat  dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
  4. Membekali anak didik kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan di lingkungan sekitar yang dapat menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
  5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
  6. Pendidikan IPS merupakan solusi untuk memperkokoh suatu negara dengan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai perbedaan yang harus dijaga.
  7. Untuk mendewasakan siswa. Artinya, membuat siswa yang tadinya tidak mandiri, menjadi mandiri.

Dari tujuan pembelajaran IPS di MI/SD diharapkan agar anak didik dapat menerapkan ilmu sosial tersebut dengan baik. Berikut fungsi dari tujuan adanya pembelajaran IPS di MI/SD, yakni:

  1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya melalui pemahamn terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyrakat.
  2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang digunakan dari ilmu-ilmu sosial dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
  3. Memperhatikan isu-isu dan masalah sosial dan menganalisis secara kritis.
  4. Mengembangkan berbagai potensiuntuk membangun diri sendiri agar bisa bertahan di tengah globalisasi.
  5. Mampu berkompetisi dan berpartisipasi dalam masyarakat.

Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah menguasai dan memiliki kemampuan menerapkan ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Hassan tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa secara pribadi.

Tujuan pertama berhubungan dengan pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya pada ilmu-ilmu sosial.

Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat.

Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan diri siswa secara pribadi untuk kepentingan dirinya atau orang lain .

Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat.

Oleh karena itu tujuan ini dapat mengembangkan kemampuan seperti komunikasi, rasa bertanggung jawab, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga, mengatasi masalah dalam kehidupan sosial.

Kemudian dalam tujuan ini juga mencakup pada pengembangan pemahaman sikap dan moral yang berlaku dalam masyarakat.