Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Imla': Pengertian, Macam-macam, Tujuan, Metode, saran, dan Kelebihan dan Kelemahannya

Pengertian Metode Imla’

Imla’ berarti talqin yaitu menyampaikan atau  mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi bahasa dan mempelajarinya. Metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru membacakan  pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis. Dan imla’ dapat pula berlaku, di mana guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya.

Macam-macam Metode Imla’


  1. Al-Imla’ al-Manqul: peserta didik menulis bagian dari buku atau apa yang tertulis di papan tulis setelah dibaca, dipahami serta dieja kalimat-kalimatnya.
  2.  Al-Imla’ al-Mandzur: pemaparan beberapa kalimat kepada peserta didik dengan cara membaca dan memahaminya kemudian ditutup dan diejakan. Dalam imla’ ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: bertahap dalam memberikan tema dari segi uslub, panjang pendeknya serta ma’nanya; memberikan evaluasi terhadap peserta didik setiap saat dengan tema-tema yang terdiri dari berbagai kalimat yang tercetak dalam pemikiran mereka, mengulang-ulang latihan untuk kesempurnaan evaluasi.
  3.  Al-Imla’ al-Istima’i yaitu peserta didik mendengarkan potongan kata setelah pembahasan kalimat.                                                                                   
  4. Al-Imla’ al-Ikhtibari ( Latihan ) yaitu dengan tujuan sebagai neraca timbangan seberapa besar kemampuan peserta didik.


Tujuan Metode Imla’

Adapun tujuan pengajaran imla’ ini adalah sebagai berikut :

  1. Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar.
  2. Anak-anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, akan tetapi terampil pula menuliskannya. Dengan demikian pengetahuan anak menjadi integral (terpadu).
  3. Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian, pendengaran, penglihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasa Arab.
  4. Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi.
  5. Menguji pengetahuan murid-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari.
  6. Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya bahasa sendiri.


Metode Mengajar Imla’

Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan murid mencatat / menuliskannya di buku tulis.

Kemudian imla’ dengan cara, guru hanya membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing.

Adapun metode imla’ tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memberikan, apersepsi terlebih dahulu, sebelum memulai imla’. Gunanya adalah agar perhatian anak didik terpusat kepada pelajaran yang akan dimulai.
2. Jika imla’ dilakukan dengan cara menuliskan materi imla’ maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

  • Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik.
  • Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih.
  • Setelah guru membacakan imla’, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla’ hingga benar dan fasih. Jika perlu semua siswa dapat membaca imla’ tersebut.
  • Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis.
  • Mengadakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan.
  • Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla’.
  • Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ di depan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi.
  • Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai.

3. Dan jika imla’ dilaksanakan dengan cara : Guru membacakan materi pelajaran imla’ itu kepada siswa, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :


  • Mengadakan apersepsi terlebih dahulu, agar perhatian siswa semua terpusat pada acara imla’.
  • Guru memulai mendikte acara imla’ secara terang / jelas, dan tidak terlalu cepat, apakah itu dengan cara sebagian-sebagian atau dengan membacakan secara keseluruhan. Dan murid melalui perhatiannya dan pendengarannya yang cermat, mencatatnya pada buku tulis mereka masing-masing.
  • Mengumpulkan semua catatan imla’ siswa, untuk kemudian diperiksa, apakah sudah benar atau belum imla’nya.
  • Guru mengadakan soal jawab mengenai imla’ yang baru saja dikerjakan itu, dan kemudian menyuruh salah satu di antara siswa untuk menuliskannya di papan tulis.
  • Guru membetulkan imla’ secara keseluruhan, dan dapat menjelaskan kembali mengenai kalimat yang belum dipahami oleh siswa.
  • Akhirilah pengajaran dengan memberi berbagai petunjuk dan nasihat-nasihat kepada anak didik.
  • Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi imla’, apakah tujuannya telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang dan diadakan  perbaikan-perbaikan.


Saran-Saran Dalam Menggunakan Metode Imla’

Adapun berikut ini adalah beberapa saran dalam menggunakan metode imla’ sebagai berikut :

  1. Jika imla’ dengan cara menuliskan di papan tulis, maka tulisan hendaknya rapi dan terang, yang dapat dibaca oleh semua anak didik. Dan jika  imla’ dilakukan dengan cara guru membacakan, maka hendaknya bacaan imla’ dibacakan dengan suara yang lantang (terang), jangan terlalu lemah sehingga tidak didengar murid yang duduk di belakang. Jadi bacakanlah acara pelajaran imla’ tersebut dengan tenang tidak tergesa-gesa .
  2. Guru janganlah memulai acara imla’, jika suasana kelas belum ditertibkan, sehingga siswa benar-benar dalam keadaan siap menerima imla’ yang akan disajikan.
  3. Mulailah acara imla’ jika siswa telah dalam keadaan siap, bacakanlah secara terang dan pelan.
  4. Adakanlah soal jawab dan diskusi mengenai materi imla’ tersebut kepada siswa dan mejelaskan maksud dari padanya.
  5. Mengadakan evaluasi / post test.


Kelebihan dan Kelemahan Metode Dikte (imla’)

Kelebihan metode imla dari metode yang lain adalah :

  1. Untuk memperoleh kecakapan motoris seperti menulis ,melafalkan huruf,kata-kata atau kalimat.
  2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian menjumlah, pengurangan, pembagian dan tanda-tanda simbol lainnya.
  3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasihubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan lain sebagainya.

Kelemahan metode imla’ antara lain adalah:

  1. Kadang-kadang  imla’yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang menoton dan mudah membosankan.
  2. Membentuk kebiasaan yang kaku dan fasik sehingga murid kurang aktif.
  3. Menghambat kebiasaan yang dilakukan.