Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Zat Antimikroba

Banyak  faktor  dan  keadaan  yang  mempengaruhi  kerja  zat  antimikroba dalam  menghambat   atau  membasmi   organisme   pathogen.   Semuanya   harus dipertimbangkan  agar  zat  antimikroba  tersebut  dapat  bekerja  secara  efektif. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi  kerja zat  antimikroba menurut Pelczar (1988), adalah sebagai berikut:


Konsentrasi Atau Intensitas Zat Antimikroba

Semakin  tinggi  konsentrasi  suatu  zat  antimikroba  semakin  tinggi  daya antimikrobanya,  artinya  banyak  bakteri  akan  terbunuh  lebih  cepat  bila konsentrasi zat tersebut lebih tinggi.


Jumlah Organisme

Semakin banyak jumlah organisme yang ada maka makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk membunuhnya.


Suhu

Kenaikkan  suhu  dapat  meningkatkan  keefektifan  suatu  disinfektan  atau bahan   microbial.  Hal ini disebabkan  zat kimia merusak  mikroorganisme melalui  reaksi  kimia.  Reaksi  kimia  bisa  dipercepat  dengan  meninggikan suhu.


Spesies Mikroorganisme

Spesies   mikroorganisme    menunjukkan    ketahanan   yang    berbeda-beda terhadap suatu bahan kimia tertentu.


Adanya Bahan Organik

Adanya  bahan  organik  asing  dapat  menurunkan  keefektifan  zat   kimia antimicrobial  dengan  cara  menonaktifkan  bahan  kimia  tersebut.  Adanya bahan organik dalam campuran zat antimikrobial dapat mengakibatkan:

  • Penggabungan  zat  antimikrobial  dengan  bahan  organik  membentuk produk yang tidak bersifat antimikrobial.
  • Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik menghasilkan suatu  endapan  sehingga  antimikrobial  tidak  mungkin  lagi  mengikat mikroorganisme.
  • Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu pelindung  yang  akan  menganggu   kontak  antar  zat   antimikrobial dengan sel.


Keasaman (pH) Atau Kebasaan (pOH)

Mikroorgasnisme yang hidup pada pH asam akan lebih mudah dibasmi pada suhu  rendah  dan  dalam  waktu  yang  singkat  bila  dibandingkan   dengan mikroorganisme yang hidup pada pH basa.


Mekanisme Resistensi

Pemakaian   antibakteri   yang  berlebihan   menyebabkan   mikroba   yang semula  sensitif  terhadap  antibiotik  menjadi  resisten.  Oleh karena  itu,  senyawa antibakteri  diperlukan  untuk  mengatasi  bakteri  resisten  tersebut  (Lenny,  2006) Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Resistensi dibagi dalam kelompok resistensi genetik, resistensi nongenetik dan  resistensi  silang.  Mekanisme  resistensi  terhadap  antimikroba  antara  lain: perubahan  tempat  kerja  (target  site)  obat  pada mikroba;  mikroba  menurunkan permeabilitasnya  hingga  obat  sulit  masuk  kedalam  sel;  inaktivasi  obat  oleh mikroba;   mikroba   membentuk   jalan  pintas  untuk  menghindari   tahap  yang dihambat  oleh  antimikroba;  dan meningkatkan  produksi  enzim  yang dihambat oleh antimikroba (Ganiswara, 2003)