Capaian Pembelajaran Untuk RA Sesuai SK Dirjen 3211 ttg Capai Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah
Penyusunan Capaian Pembelajaran di RA dapat dimaknai sebagai sebuah respons terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran sebagai pondasi menuju jenjang pendidikan dasar. Capaian Pembelajaran merupakan input kurikulum yang digunakan oleh satuan RA dalam merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) RA. Capaian Pembelajaran memberikan kerangka stimulasi pembelajaran yang memandu pendidik RA dalam memberikan layanan yang dibutuhkan anak usia dini.
Tujuan capaian
pembelajaran di RA untuk membantu anak mencapai tahap-tahap perkembangannya
clan mengarahkan pada semua aspek perkembangan anak (nilai agama dan moral,
nilai-nilai Pancasila, fisik motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan
seni) dengan menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam serta menarasikan
kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak, agar anak siap mengikuti
jenjang pendidikan selanjutnya.
Capaian
pembelajaran RA memiliki kekhasan pada pelajaran PAI dan Bahasa Arab serta
praktik pendidikan RA yang diwarnai dengan nilai-nilai agama Islam. Ciri khas
RA pada PAI dan Bahasa Arab meliputi kemampuan bersikap dan berperilaku akhlak
karimah melalui keteladanan berdasar pada Al-Qur'an Al-Hadis dengan pemahaman
ulama yang sahih, termanifestasikan pada aqidah yang benar sebagai dasar
dorongan beramal melalui kegiatan beribadah dan bermuamalah/bergaul sebagai
implementasi fikih, mengambil pelajaran dari cerita-cerita Islami sebagai
inspirasi dalam berperilaku, serta dikenalkan juga kosa kata Bahasa Arab secara
sederhana.
Sedangkan
praktik pendidikan RA dibangun dalam suasana akademik-religius yang
harmonis-kolaboratif antara guru, orang tua dan peserta didik dalam ikatan
cinta karena Allah Swt. (mahabbah fillah), bukan hubungan atas dasar
transaksional-materealistis, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya perilaku
beraklak mulia dan nilai keislaman dalam iklim akademik di ligkungan RA.
Penanaman
nilai-nilai akhlak kepada warga RA sebisa mungkin tidak dilakukan dengan
paksaan yang mekanistik, namun dengan penghayatan dan penyadaran bagaimana
nilai-nilai positif dari ajaran akhlak terinternalisasi dalam diri, menjadi
warna dan inspirasi dalam cara berfikir, bersikap dan bertindak oleh warga RA
dalam praksis pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran di
RA merupakan proses pendidikan yang menstimulasi hati dan kejiwaan anak sebagai
fokus utama. Karena itu pengkondisian suasana kebatinan proses pembelajaran
melalui bermain yang harmonis dengan pendekatan kasih sayang dan jauh dari
amarah dan kekerasan harus diutamakan. Anak beserta semua permasalahan dan
karakteristiknya dipandang dengan pandangan kasih sayang (ain al-rahmah).
Baca Juga: Capaian Pembelajaran Untuk Madrasah Tsanawiyah (MTS) Sesuai SK Dirjen 3211 ttg Capai Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah
Stimulasi
dirancang dengan cara memperkaya lingkungan yang dapat menguatkan interaksi
antara anak dengan lingkungan sekitar termasuk pendidik dan orangtua. Peran
guru dan orangtua pada stimulasi anak usia dini selaras dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara yaitu berfungsi sebagai fasilitator, mentor serta mitra anak
dalam proses perkembangannya. Proses stimulasi dapat memberikan dampak yang
optimal terhadap penanaman karakter, pengetahuan maupun keterampilan anak.
Stimulasi tersebut dilakukan pada semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak, baik dari aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional clan seni melalui kegiatan bermain yang bermakna.
Pembentukan
pengetahuan dan penanaman akhlak kepada anak terjadi ketika bermain dan berinteraksi
dengan lingkungannya secara aktif. Proses tersebut didukung oleh desain
lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik RA serta tantangan dan
dukungan yang diberikan oleh guru untuk memastikan anak memperoleh
kemampuan-kemampuan baru. Lingkungan bermain di RA didesain sedemikian rupa
dalam rangka membentuk anak-anak yang memiliki karakter mulia sesuai ajaran
Islam yang rahmatan lil alamin.
Baca Juga: Capaian Pembelajaran Untuk Madrasah Aliyah (MA/MAK) Sesuai SK Dirjen 3211 ttg Capai Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madr
Bermain yang
dilakukan secara alami clan spontan merupakan kegiatan belajar yang
menyenangkan. Apabila dilakukan dengan dukungan yang tepat, maka akan mengarah
pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna tentang diri anak dan dunianya.
Melalui bermain anak dapat mengekspresikan apa yang ia ketahui tentang
dunianya. Hal ini merupakan kesempatan yang tepat bagi guru untuk menstimulasi
anak dan mengambil langkah berikutnya, serta mengarahkannya untuk mencoba
tantangan baru agar memperoleh pengalaman belajar lebih banyak lagi. Stimulasi
bermain yang tepat, berkualitas, menantang serta selaras dengan minat diharapkan
dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan pengenalan tentang
dirinya sebagai anak Indonesia yang cerdas dan saleh dalam keragaman budayanya.
Baca Juga: Capaian Pembelajaran Untuk Madrasah Ibtidaiyah
Guru merupakan
teladan bagi anak sepanjang melakukan kegiatan bermain di RA. Keterlibatan
orang dewasa terutama orangtua sebagai pendidik menjadi penting dalam mendesain
stimulasi belajar anak dengan prinsip kasih sayang karena Allah (mahabah
fillah). Dukungan (scaffolding) dari orang dewasa yang terlibat dengan merespon
minat dan bakat anak, menjelaskan berbagai hal, mengenalkan kosa kata dalam
tiap kegiatan pengalaman belajar yang baru dan mendorong anak mengeksplorasi
berbagai hal. Untuk Lebih Jelasnya Silahkan Unduh DISINI