Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Tidur Setelah Makan

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang dampak tertidur setelah makan, kalian semua pasti pernah kan mengalami hal seperti ini tidak sengaja tertidur sehabis makan.

Sebenarnya mengantuk setelah makan adalah hal yang wajar dan tidak seberapa di khawatirkan. Akan tetapi jika menjadi kebiasaan maka akan menimbulkan risiko bagi ketubuhan kita loh.
Bahaya Tidur Setelah Makan

Biasanya yang terjadi itu seperti naiknya berat badan atau badan akan cepat gendut, bisa juga merasa nyeri di dada, terkena penyakit asam lambung hingga mengalami serangan stroke.

Perhatikan dalam memilih jenis makanan, akibat munculnya rasa ngantuk itu juga dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsinya, biasanya makanan yang berkalori tinggi dan mengandung asam amino triptofan. Makanan seperti itulah yang dapat memengaruhi produksi hormone serozonin yang dapat menimbulkan rasa ngantuk seperti bayam, kedelai, ikan, tahu dan keju. Makanan yang berat yang mengandung karbohidrat itulah yang menyebabkan bawaanya ngantuk melulu, karena naik turunya kadar gula.

Jika anda sudah kebiasaan tidur setelah makan, maka anda harus menghentikannya mulai sekarang. Karena akan berisiko terhadap kesehatan kalian seperti:
1. Naiknya berat badan
Sebuah pengetahuan menjelaskan bahwa kenaikan badan itu ada kaitannya dan awalnya memang dari kebiasaan tidur sehabis makan. Mengkonsumsi makanan yang berkalori akan berakibat naiknya berat badan apalagi dengan porsi yang lebih dan setelah itu malah tidur yang tidak digunakan sebagai energy. Maka asupan tersebut menumpuk dan menjadi lemak dan mengakibatkan naiknya berat badan.

2. Berisiko pada penyakit stroke
Sebuah penelitian mengungkapkan apabila jeda antara setelah makan dan waktu tidur itu panjang maka risiko dalam mengalami stroke akan semakin berkurang. Karena dipengaruhi oleh perubahannya tekanan darah, gula darah dan kolestrol. Selain itu ada yang mengatakan refuks asam lambung yang sering kambuh apabila jarak antara makan dan waktu tidur terlalu dekat. Seseorang mengatakan bahwanorang yang memiliki jeda waktu antara waktu tidur sehabis makan lebih dari 1 jam dalam berisiko terkena stroke lebih rendah hamper dari 60%.

Dengan itu kita dapat mengetahui kebiasaan tidur sehabis makan akan berdampak pada kesehatan tubuh kita, maka dianjurkanlah untuk menghindari mengkonsumsi makanan berat sekitar 2 jam atau lebih sebelum tidur.

3. Mengalami diare atau sembelit.
Biasanya makanan yang dicerna selama 2 jam lebihterjadi akan kekosongan lambung. Karena sisa makanan yang dikonsumsi akan berpindah ke usus untuk diproduksi dan dipadatkan menjadi feses. Tetapi, kegiatan tidur sehabis makan akan memperlambat proses pencernaan sehingga makanan yang dikonsumsi terlalu lama berdiam diri didalam perut.

Makanan yang tertimbun didalam perut tidak langsung dicerna dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, sembelit dan susah BAB. Selain itu juga tergantung makanan yang bagaimana yang masuk ke dalam perut kita.

Bahaya tidur setelah makan tidak bisa dipandang sebelah mata , apalagi kini kita memasuki bulan puasa. Berpuasa biasanya diawali dengan makan malan sebelum berpuasa yakni sahur. Mengapa diadakan sahur? Karena agar kita kuat dalam menahan lapar dan haus sampai waktu berbuka.

Makan sahur yang memang harus bangun pagi-pagi sekali demi mengisi energy. Tetapi banyak orang memilih tidur sehabis sahur agar nanti ketika beraktivitas seharian tidak merasa ngantuk.
Tetapi mereka tidak sadar betapa bahayanya kebiasaan tersebut. Tidur setelah makan akan berdampak negatif  pada kesehatan kita seperti yang saya sebutkan di atas.

Maka dari itu mari kita lakukan hal-hal yang bermanfaat dan berkah setelah makan sahur. Dari pada tidur akan menimbulkan dampak negatif, mending kita membaca Al-Quran, berdzikir dan sholat sunnah apalagi di bulan Ramadhan seperti ini banyak banget pahala-pahala dan keberkahan krtika melakukan sebuah hal kebaikan.

Mari tetap menjaga kesehatan tubuh di bulan sucibyang penuh berkah ini. Semoga bermanfaat bagi sahabatku semua.

Penulis: Elisa Miftahul