Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I

TUGAS KELOMPOK
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I


Disusun Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA               (837380928)
2. HERMIN NURANIFAH               (837413621)
3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA    (837383916)
4. WIDIANTO HARI WIDODO        (837413581)

PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA POKJAR JOMBANG 2016





MODUL 7                  : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I
KB 1                           : Keterampilan Bertanya
RANGKUMAN        :

      RASIONAL
Kegiatan bertanya dapat dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas usia. Mulai dari anak kecil sampai yang tua dapat bertanya . Masa yang paling bagus buntuk bertanta ialah saat seseorang sudah tahap anak anak karena masa itu adalah masa yang rasa ingin tahu sangat besar. Pada umummnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi. Tetapi dalam pembelajaran kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak hanya bertujuan memperoleh informasi tetapi meningkatkan interaksi antara siswa dan guru agar pembelajaran dikelas lebih hidup atau aktif.

     DEFINISI DAN FUNGSI BERTANYA
Menurut G.A Brown dan R Edmondson (1984) mendefinisakan bahwa pertanyaan sebagai “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal(lisan)” Guru perlu menguasai ketrampilan bertanya karena :
a)  Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
b)   Siswa belum terbiasa mengjukan pertanyaan
c)    Siswa harus dilibatkan secara mental intelektual secara maksimal
d)   Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji
          pemahaman siswa
Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain :
a)  Mendorong siswa untuk berfikir
b) Meningkatkan keterlibatan siswa
c) Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d) Mendiagnosis kelemahan siswa
e) Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f) Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.

      KOMPONEN KOMPONEN KETRAMPILAN
      ·      Ketrampilan bertanya dasar terdiri dari komponen komponen :
a)      Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b)      Pemberian acuan
c)      Pemusatan
d)      Pemindahan giliran
e)      Penyebaran
f)       Pemberian waktu berfikir
g)      Pemberian tuntunan

·         Ketrampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen :
a)         Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b)        Pengaturan urutan pertanyaan
c)         Penggunaan pertanyaan pelacak
d)        Peningkatan terjadinya interaksi

      PRINSIP PENGGUNAAN
     Dalam menerapkan ketrampilan bertanya dasar dan lanjut, guru perlu memperhatikan prinsip prinsip berikut :
a)      Kehangatan dan keantusiasan
b)      Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri , menjawab pertanyaan sendiri , mengajukan pertanyaan yang mengandung jawaban serempak , mengulangi jawaban siswa , mengajukan pertanyaan ganda , dan menunjuk siswa sebelum  mengajukan pertanyaan.
c)      Wakyu berfikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
d)   Pertanyaan pokok harus disusun terlebih dahulu , kemudian dinilai sesudah selesai mengajar.









MODUL 7                  : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I
KB 2                           : Keterampilan Memberi Penguatan
RANGKUMAN        :

      PENGERTIAN DAN TUJUAN
Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik. Yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif menumbuhkan rasa percaya diri serta memelihara suasana kelas yang kondusif. Penguatan dibagi menjadi dua yaitu penguatan verbal dan non verbal. Penggunaan verbal diberikan dalam bentuk kata kata atau kalimat pujian sentuhan kegiatan yang menyenangkan ,serta benda atau simbol penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh jika respon atau perilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan.
Dalam memberikan penguatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.      Kehangatan dan keantusiasan
2.      Kebermaknaan
3.      Hindari respon negatif
4.      Penguatan harus berfariasi
5.      Sasaran penguatan harus jelas
6.      Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul


MODUL 7                  : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I
KB 3                           : Keterampilan Mengandakan Variasi
RANGKUMAN        :

Keterampilan dasar mengajar ketiga yang harus dikuasai selain keterampilan bertanya dan keterampilan memberi penguatan yaitu keterampilan mengadakan variasi. Pada keterampilan ini dapat dikuasai jika guru telah menguasai keterampilan bertanya dan keterampilan memberi penguatan. Oleh sebab itulah sebelum mulai mempelajari keterampilan mengadakan variasi, terlebih dahulu seorang guru mampu menguasai keterampilan bertanya dan keterampilan member penguatan.

A.    Pengertian dan Tujuan
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton, variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Di dalam kehidupan sehari-hari variasi memegang peranan yang sangat penting. Tanpa variasi hidup ini akan menjadi membosankan namun sebaliknya variasi membuat hidup menjadi lebih bergairah, dinamis, dan penuh harapan. Sejalan dengan kehidupan sehari-hari, variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama. Tidak jarang terjadi adanya siswa yang selalu hafal dengan “gaya” mengajar gurunya sehingga ia sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh guru. Hal demikian, sering dijadikan bahan permainan yang disampaikan dengan berbagai kode. Tentu saja keadaan seperti ini, tidak menunjang keefektifan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan daripada variasi di dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1)        Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
2)        Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
3)        Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelesaikan hal-hal baru.
4)        Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
5)        Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan tujuan seperti itu, kiranya dapat dipahami betapa pentingnya keterampilan mengadakan variasi bagi seorang guru. Dengan variasi yang diadakan guru, bukan saja siswa yang akan memperoleh kepuasan belajar, tetapi guru pun akan memperoleh kepuasan dalam mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.

B.     Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Pada dasarnya, variasi dlam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1)        Variasi dalam gaya belajar
Pada variasi dalam gaya belajar seorang guru sering dikaitkan dengan kepribadian guru tersebut sehingga sering terdengar di antara para siswa bahwa guru A duduk ketiak berbicara, guru B sering marah-marah, guru C suka berguarau dan sebagainya. Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir sebagai berikut :
a)      Variasi Suara
Suara guru dapat dikatakan merupakan faktor yang sangat penting  di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan di kelas akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan.
b)      Pemusatan Perhatian
Dalam mengajar, guru sering menginginkan agar siswa memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya.
c)      Kesenyapan
Dalam hal ini ketika gru sedang asyik berbicara suasana kelas agak terganggu. Ada siswa yang mengantuk, berbicara atau bermain dengan temannya atau mungkin ada yang sibuk sendiri. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menerapkan kesenyapan, yaitu diam sejenak sambil mamandang kepada siswa-siswa yang sedang sibuk sendiri. Perubahan atau variable dari kadaan ada suara ke kesenyapan yang tiba-tiba akan memberi pengaruh kepada siswa.
d)      Mengadakan Kontak Pandang
Kontak pandang dengan seluruh siswa merupakan salah satu senjata ampuh bagi guru dalam mengajar. Memandang seluruh siswa ketika mulai berbicara dan kemudian memandang siswa tertentu dengan tujuan mengecek pemahamannya mencerminkan keakraban gubungan atara guru dan siswa dalam mengajar.
e)      Gerakan Badan dan Mimik
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif. Variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secara tepat dapat mengomunikasikan pesan secara lebih efektif dibandingkan dengan ucapan yang bertele-tele. Hal ini dapat divariasikan antara lain, ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, gerakan bahu, gerakan badan secara keseluruhan.
f)       Perubahan Dalam Posisi Guru
Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas juga berpengaruh kepadan kegairahan siswa belajar. Sebagai seorang guru selama mengajar tidak seharusnya terpaku di sat teempat. Guru dapat memvariasikan posisinya secara wajar, misalnya berdiri di depan kelas, pindah kesamping atau kebelakang.

Variasi Dalam Pola Interaksi
Pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang paling didominasi guru sampai yang berpusat pada siswa sendiri. Dilihat dari pengorganiasasian siswa, pla interaksi dapat dibedakan atas pola interaksi klasikal, kelompok, dan perorangan.
2)        Variasi Dalam Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran
Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak untuk menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media dan alat yang tepat. Alat bantu  pelajaran data divariasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera para siswa. Variasi ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)      Variasi Alat Bantu yang Dapat Dilihat
Penggunaan alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat merupakan variasi yang kaya dan dapat meningkatkan minat dan perhatian para siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
b)      Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Didengar
Pada umumnya, alat bantu pembelajaran yang dapat didengar dengan mendominasi kelas. Oleh karena itu, suara guru harus cukup mampu menarik perhatian siswa. Guru harus mampu mevariasikan suaranya, dari tinggi ke rendah, sedih ke gembira.
c)      Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Diraba dan Dimanipulasi
Penggunaan alat ini secara tepat akan dapat menumbuhkan dan memelihara minat siswa dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif. Kesempatan memanipulasi alat bantu pelajaran sangat langka terjadi, padahal kesempatan tersebut member variasi yang sangat bermakna bagi siswa.

C.    Prinsip Penggunaanan
Agar variasi dapat berfingsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip penggunaan sebagai berikut :
1)    Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut.
2)    Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu terjadinya proses belajar.
3)    Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak merusak suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
4)    Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran.















MODUL 7                  : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I
KB 4                           : Keterampilan Menjelaskan
RANGKUMAN        :

Keterampilan dasar mengajar keempat yang harus dikuasai oleh guru adalah keterampilan menjelaskan. Kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan guru dalam pembelajaran. Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa, tentu saja guru harus menguasai teori memberikan pembelajaran.

A.    Pengertian dan Penjelasan
Istilah menjelaskan sering dikacaukan dengan menceritakan, misalnya pengalaman berkelana ke berbagai daerah yang diceritakan kepada orang lain sering dianggap sebagai kegiatan menjelaskan. Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian ingormasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang informasi yang satu dengan yang lain. Sebagai satu keterampilan yang bersifat generic, keterampilan menjelaskan seyoginya dikuasai oleh semua guru, terlepas dari tingkat/kelas maupun bidang studi yang diajarkan. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
1)         Membantu siswa memahami berbagai konsep, hokum, dalil, dan  sebagainya
        secaraobjektif dan bernalar.
2)         Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
        pembelajaran.
3)         Meningkatkan keterlibatan siswa  dalam memecahkan berbagai masalah melalui
        cara berpikir yang lebih sistematis.
4)         Mendapatkan balikan dari siswa tentang tifnkat pemahamannya terhadap konsep
        yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5)         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses pemeliharaan
       dalam penyelesaian ketidakpastian.
Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan memungkinkan guru untuk:
1)         Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan
        penjelasasn yang bermakna bagi siswa.
2)         Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
3)         Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
4)         Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar
5)         Menggunakan waktu secara efektif.

B.     Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan memberikan penjelasan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu keterampilan merencanakan penjelasan dan keterampilan menyajikan penjelasan. Keberhasilan suatu penjelasan sangat tergantung dari tingkat penguasaan guru terhadap kedua jenis komponen keterampilan tersebut. Oleh karena itu, seorang guru ditntut untuk mampu merencanakan dan menyajikan penjelasan.
1)        Keterampilan Merencanakan Penjelasan
Merencanakan penjelasan mencakup 2 subkomponen, yaitu yang berkaitan dengan isi pesan atau materi pembelajaran yang akan dijelaskan dan yang mberkaitan dengan siswa sebagai penerima pesan.
a)             Merencanakan isi pesan
Merencanakan isi pesan atau materi pembelajaran merupakan tahap awal dalam proses mejelaskan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perencanaan yang matang tentang materi yang akan dijelaskan merupakan awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Perencanaan ini mencakup tiga hal yaitu menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan, menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut dan menelaah hukum, rumus, prinsip atau generalisassi yang mungkin dapat digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
b)            Menganalisis karakteristik penerima pesan
Dalam merencanakan suatu penjelasan karakteristik siswa sebagai penerima pesan perlu dipertimbangkan dengan cermat. Sasaran utama penjelasan yang diberikan guru adalah pemahaman siswa. Mampu tidaknya siswa memahami penjelasan guru sangat tergantung dari kemampuan guru menganalisis karakteristik siswa.

2)        Keterampilan Menyajikan Penjelasan.
Keterampilan menyajikan penjelasan memegang peranan penting dalam pelaksanaan rencana penjelasan yang sudah baik. Keterampilan menyajikan penjelasan terdri dari komponen-komponen berikut :
a)             Kejelasan
Kejelasan dari suatu penjelasan tergantung dari berbagai faktor seperti kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara, susunan kalimat yang baik dan benar, penggunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa, serta penggunaan waktu “diam sejenak” untuk melihat reaksi siswa terhadap penjelasan yang diberikan. Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara sangat menentukan kualitas suatu penjelasan.
b)            Penggunaan contoh dan ilustrasi
Suatu penjelasan akan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami jika disertai dengan contoh dan ilustari yang tepat. Konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan pemberian contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan nyata para siswa. Pola pemberian contoh dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pola induktif dan deduktif.
c)             Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, sering terjadi guru berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang sebenarnya sangat tipis kaitannya dengan masalah pokok yang dijelaskan. Akibatnya, setelah berakhirnya penjelasan, siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dijelaskan olah guru. Untuk menghindari hal tersebut ada dua subketerampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam meberikan tekanan, yaitu variasi gaya mengajar dan membuat struktur sajian.
d)            Balikan
Tujuan utama guru dalam memberikan penjelasan adalah agar siswa memahami masalah yang dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu, selam memberikan penjelasan guru hendaknya meluangkan wkatu untuk memeriksa pemahaman para siswa dengan cara menajukan pertanyaan atau melihat ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan guru. Dengan cara seperti ini, guru akan mendapatkan balikan dari penjelasan yang diberikan.

C.    Prinsip Penggunaan
      Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut
1)     Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan bahan yang dijelaskan. Ketiga komponen inin harus mempunyai kaitan yang jelas sehingga bahan yang jelaskan guru sesuai dengan khazanah pengalaman dan latar belakang kehidupan siswa.
2)      Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran tergantung dari munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3)        Penjelasan yang diberikan  harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran
4)   Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa menajukan usatu pertanyaan yang memerlukan penjelasan.