Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Guru Sebagai Motivator

Peran Guru

Peran Guru Sebagai Motivator


Guru memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab terhadap anak didiknya. Peran guru tidak dapat digantikan oleh siapa pun sekalipun dengan mesin yang canggih. Tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek bersifat manusiawi yang beragam. Peran seorang  guru tidak hanya sekadar mentransfer ilmu mata pelajaran kepada siswa, namun guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki orientasi dan tujuan dalam belajar. 

Guru merupakan figur motivator dan inspirator bagi anak didiknya. Guru harus mampu menumbuhkan dan mengerti semua potensi yang terdapat pada siswa serta mengarahkan agar mereka dapat memanfaatkan potensinya tersebut secara tepat, sehingga siswa dapat belajar dengan tekun untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan. 

Rasa lelah, jenuh dan bosan pada siswa bisa muncul setiap saat. Dalam hal ini unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif untuk membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. 

Guru seolah sebagai alat pembangkit motivasi bagi peserta didiknya. Berikut yang harus dilakukan guru sebagai motivator bagi siswa :

1. Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal. Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan, harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap anak. Dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian. Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa untuk mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan. Hal ini berguna untuk membantu siswa memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.

2. Memiliki sikap ramah dan terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya supaya berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif. Menjadi seorang guru harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki setiap siswa. Dalam batas tertentu, guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.

3. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh semangat dalam interaksi belajar mengajar di kelas. Hal ini dapat ditunjukkan antara lain dengan menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.

4. Memberi apresiasi atau pujian yang wajar atas keberhasilan siswa. Pemberian pujian sebagai salah satu bentuk penguatan dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat diperlukan sehingga dengan penguatan tersebut diharapkan siswa akan terus berbuat yang lebih baik. Pemberian pujian  merupakan sarana penting untuk memotivasi siswa. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menggunakan pujian. Dalam pelaksanaan proses  belajar mengajar guru harus menyadari pemberian celaan atau pujian yang berlebihan atau  terus menerus akan berpengaruh buruk pada perkembangan  jiwa anak.

5. Menciptakan persaingan dan kerja sama antar siswa. Persaingan yang dimaksud dalam hal ini adalah bersaing secara sportif dalam memperoleh prestasi. Siswa akan merasakan tantangan untuk mewujudkan apa yang ingin mereka capai sehingga mereka akan belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Ada kalanya siswa melakukan persaingan dan kerja sama. Kerja sama dalam tim diperlukan agar siswa belajar dan berani dalam mengambil keputusan secara musyawarah. Kerja sama dapat membantu siswa dalam melatih komunikasi dan bertanggung jawab pada tugas mereka.

Peran guru yang harus melekat pada profesi ini adalah guru harus dapat menjadi motivator bagi anak didiknya, sehingga dapat mendorong semangat belajar anak ketika mengalami kejenuhan dalam belajar maupun pergi kesekolah. Karena ketrampilan memotivasi anak dapat menyebabkan anak menjadi selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah dan ingin selalu berpikir untuk selalu ingin sukses.


Penulis : Syahda E