Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permasalahan Teoritis Pendidikan

Permasalahan Teoritis

Permasalahan teoritis antara lain akibat perbedaan ilmu-ilmu pendukung yang digunakan dan juga akibat perbedaan konsep dalam ilmu-ilmu pendukung tersebut. Sebagian pemikir pendidikan hanya memasukkan filsafat, psikologi, dan sosiologi dalam menyusun konsep dan merancang pelaksanaan pendidikan, sedangkan pemikir lain menggunakan juga acuan yang lain, misalnya politik, ekonomi, IPTEKS, dan sebagainya. Dalam menggunakan ilmu-ilmu di luar pendidikan itu sendiri terdapat banyak pola yang dipakai berdasarkaan berbagai sudut pandang yang ada dalam ilmu-ilmu tersebut.

Dalam menggunakan filsafat untuk acuan telaah filsafat misalnya para pemikir pendidikan bertolak dari aliran yang berbeda-beda dalam memberikan pandangan terhadap komponen-komponen pendidikan. Terhadap peserta didik misalnya ada yang menggunakan pendangan bahwaa manusia tidak perlu dididik karena semuanya sudah ditentukan oleh bakatnya (nativisme) ada yang menggunakan pandangan bahwa manusia harus dididik (Empirisme) dan ada yang memandang manusia ditentukan oleh bakat dan lingkungannya (konvergensi). Sudut pandang yang berbeda ini akan berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan dan pembuatan rancangan dan pelaksanaan pendidikan. 

Perbedaan pendapat dalam psikologi punya pengaruh yang sama seperti pengaruh perbedaan Filsafat. Keputusan kebijakan tentang tujuan pendidikan,  materi, metode,  evaluasi, dan sebagainya akan berbeda kalau pemikiran pendidikan menggunakan dasar psikologi yang atau menggunakan dasar pandangan kognitif. Pandangan psikologi behavioristik lebih menekankan sasaran pendidikan ada pembentukan tingkah laku objektif dan menggunakan metode yang mekanis sedangkan pandangan yang kognitif menekankan pada pendidikan kemampuan jiwa yang tidak nampak dan lebih menekankan pada pemahaman.  Perbedaan sudut pandang di bidang psikologi ini juga merupakan penyebab munculnya permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi.

Di negara ini sudah memasukkan Unsur perkembangan IPTEKS, isu demokrasi. HAM, keragaman budaya, politik,  dan sebagainya, dalam berpikir tentang pendidikan,  tetapi di negara tertentu,  termasuk Indonesia,  relatif baru saja berpikir pendidikan dengan memperhatikan hal-hal tersebut. Permasalahan-permasalahan teoritik tersebut di atas, dan masih ada permasalahan teoritik yang lain,  akan menjadi ganjalan bagi pelaksanaan dan penggunaan hasil pendidikan karena pengaruhnya yang berupa sering-sering jadi perubahan kebijakan pendidikan. 

Menurut tokoh ini ada 5 jenis kesalahan yaitu:

1. Kesalahan teknis, misalnya pandangannya yang mengatakan bahwa disiplin hanya dapat dididik melalui kekerasan. 
2. Kesalahan sistematis, misalnya apa dengan bahwa tempat belajar yang paling Abdul adalah sekolah.
3. Kesalahan teoritis, misalnya mengajar adalah memberikan ilmu.
4. Penerapan yang salah, misalnya pandangan bahwa semakin banyak ilmu semakin membuat bahagia.
5. Kesalahan filosofis, misalnya pandangan bahwa kesuksesan seseorang tergantung pada aspek keterampilan yang diperoleh( mengabaikan aspek moral).

Permasalahan Teoritis Pendidikan

Tirtarahardja mengklasifikasikan masalah-masalah pendidikan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Masalah operasional,  yaitu masalah yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan,  misalnya kesalahan pemilihan metode mengajar, memilih dan atau menggunakan media.
2. Masalah struktural atau disebut masalah manajemen misalnya masalah sistem pendidikan yang digunakan, koordinasi kebijakan. 
3. Masalah fundamental misalnya yang mendasar yaitu masalah teoritis filosofis, dan sebagainya.


Daftar Pustaka
Roesminingsih dan Susarno, l. H. 2005. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya : Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Pendidikan.