Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Tingkatan-tingkatan, Indikator, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pengertian Pemahaman

Salah satu tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya dengan menjelaskan susunan kalimatnya sendiri yaitu sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Dalam taksonomi Bloom, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Sehingga pemahaman itu sangat perlu bagi siswa yang sedang belajar pada tingkat sekolah dasar. Sebelum memahami, peserta didik terlebih dahulu harus mengenal atau mengetahui apa yang akan dipelajari.

Keterampilan dan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah, yaitu pelibatan pemahaman. Artinya, ketika siswa dihadapkan pada komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang terkandung di dalamnya. Komunikasi tersebut mungkin dalam bentuk lisan atau tertulis.

Pemahaman (comprehension)  dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.

Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya dan menangkap maknanya merupakan tujuan akhir dari setiap belajar.

Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman merupakan jenjang lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Tingkatan-tingkatan dalam pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, sebagai berikut:

  1. Tingkat terendah yaitu pemahaman terjemahan, menerjemahkan beberapa arti yang sebenarnya dengan mengartikan arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain, menerjemahkan konsep, simbol dan sebagainya.
  2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
  3. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi yaitu pemahaman ekstrapolasi, kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.


Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator yang diinginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif .
Tabel 2.1
Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif
Kategori Proses Kognitif
Contoh
2.1
Mengartikan
contoh, menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato

2.2
Memberikan Contoh
contoh,memberikan contoh macam-macam gaya lukisan artistik
2.3
Mengkalsifikasikan
contoh, mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan mental
2.4
Menyimpulkan
contoh, menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video
2.5
Menduga
contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing
2.6
Membandingkan
contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang
2.7
Menjelaskan
contoh, menjelaskan penyebab peristiwa penting di prancis abad ke-18

Kategori indikator pemahaman dalam kegiatan belajar ditunjukkan melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.

Berdasarkan indikator pemahaman di atas, indikator yang digunakan dalam memahami materi, siswa mengklasifikasikan (clasisifiying) dan siswa menjelaskan(explaining). Dan untuk mengetahui tercapainya indikator tersebut meningkat yaitu dengan diketahuinya dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

2. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah. Guru adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas terdapat perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya yang berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa tersebut. Maka dari itu, seoarang guru harus memberikan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan keadaan siswanya sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

3. Siswa

Siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak didik yang berkumpul di sekolah mempunyai bermacam-macam karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang didapat juga berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena itu dikenal tingkat keberhasilan yang maksimal, optimal, minimal atau kurang untuk  setiap materi yang dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, bahwa peserta didik atau siswa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil belajar yaitu pemahaman siswa.

4. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran meliputi model, strategi, metode, dan media yang digunakan pada saat pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Jika hal tersebut dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.

5. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan (evaluasi). Alat-alat evaluasi yang digunakan meliputi: benar-salah (true-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), menjdodohkan (matching), melengkapi (completion), dan essay.

Pemahaman siswa tergantung pula pada bahan evaluasi yang digunakan guru kepada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika siswa mampu mengerjakan atau menjawab materi evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang diberikan.

6. Suasana Evaluasi

Selain faktor tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, serta bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Dikarenakan dengan keadaan kelas yang tenang, aman, dan disiplin pada materi ujian yang sedang berlangsung maka mempengaruhi terhadap pemahaman berupa jawaban yang diberikan siswa.

Jadi tingkat pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar tercapai.