Apa itu Toys Photography? Seni Fotografi Saat Pandemi
Toys photography merujuk pada kegiatan memotret mainan. Lebih dari itu toys photography adalah seni menghidupkan mainan. Toy photography adalah seni memotret mainan, Di dalamnya diselipkan pesan, dikemas dengan indah, dan dieksekusi menggunakan teknik khusus.
Tujuannya satu menghidupkan benda mati. Toy photographer seakan punya kekuatan super untuk “memberi nyawa” pada mainan yang dipotretnya. “Mainan berpotensi membentuk cerita. Itu sebabnya, pegiat toy photography tak asing dengan kalimat ‘Grab your toys and make them alive'.
Bisa dibilang, dunia toy photography adalah rumah yang tepat untuk seniman yang haus pengetahuan dan skill baru. “Toys photography menggabungkan beberapa genre dan teknik fotografi, seperti foto produk, foto model, dan teknik lighting".
Belum lagi, jenis mainan yang bervariasi, mulai dari boneka, diecast, gundam, hingga action figure yang memiliki keunikan oleh tiap mereknya seperti LEGO, Mattel, Hasbro, dan McFarlane.
Dalam menggeluti bidang ini, seorang seniman bisa berangkat dari 3 modal utama yakni Imagination, Action, dan Toys. Tentu, modal untuk bikin diorama atau efek dan lighting profesional membutuhkan modal yang besar.
Bidang Toys photography ini memang sudah ada sejak lama dan berkembang pesat di kancah dunia, bahkan sudah jadi hobi profesional yang mendatangkan uang. Perusahaan besar seperti Disney, Mattel, dan Bandai sudah punya fotografer khusus untuk mainan mereka.
Sayangnya, meski telah banyak pegiat bermunculan, toys photographer di Indonesia masuk dalam kelas content creator yang kebanyakan dikontrak untuk memotret produk brand umum. Itu karena di Indonesia masih belum ada merek mainan lokal.
Meski begitu, setidaknya skena toy photography Indonesia memiliki ritme dan rutenya sendiri. Nama-nama seniman seperti Saykoji, Fauzie Helmy, Seno Haryo, HR Joe, dan Agam pun memberikan warna tersendiri dalam perjalanan komunitas Toy Photography Indonesia
Baik di Indonesia maupun dunia, popularitas toys photography makin meledak di masa pandemi ini. Jenis fotografi ini memang membuat para fotografer tak perlu pergi ke luar rumah untuk bisa menghasilkan karya.
Tujuannya satu menghidupkan benda mati. Toy photographer seakan punya kekuatan super untuk “memberi nyawa” pada mainan yang dipotretnya. “Mainan berpotensi membentuk cerita. Itu sebabnya, pegiat toy photography tak asing dengan kalimat ‘Grab your toys and make them alive'.
Bisa dibilang, dunia toy photography adalah rumah yang tepat untuk seniman yang haus pengetahuan dan skill baru. “Toys photography menggabungkan beberapa genre dan teknik fotografi, seperti foto produk, foto model, dan teknik lighting".
Belum lagi, jenis mainan yang bervariasi, mulai dari boneka, diecast, gundam, hingga action figure yang memiliki keunikan oleh tiap mereknya seperti LEGO, Mattel, Hasbro, dan McFarlane.
Dalam menggeluti bidang ini, seorang seniman bisa berangkat dari 3 modal utama yakni Imagination, Action, dan Toys. Tentu, modal untuk bikin diorama atau efek dan lighting profesional membutuhkan modal yang besar.
Bidang Toys photography ini memang sudah ada sejak lama dan berkembang pesat di kancah dunia, bahkan sudah jadi hobi profesional yang mendatangkan uang. Perusahaan besar seperti Disney, Mattel, dan Bandai sudah punya fotografer khusus untuk mainan mereka.
Sayangnya, meski telah banyak pegiat bermunculan, toys photographer di Indonesia masuk dalam kelas content creator yang kebanyakan dikontrak untuk memotret produk brand umum. Itu karena di Indonesia masih belum ada merek mainan lokal.
Meski begitu, setidaknya skena toy photography Indonesia memiliki ritme dan rutenya sendiri. Nama-nama seniman seperti Saykoji, Fauzie Helmy, Seno Haryo, HR Joe, dan Agam pun memberikan warna tersendiri dalam perjalanan komunitas Toy Photography Indonesia
Baik di Indonesia maupun dunia, popularitas toys photography makin meledak di masa pandemi ini. Jenis fotografi ini memang membuat para fotografer tak perlu pergi ke luar rumah untuk bisa menghasilkan karya.