Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkurban sebagai pemutar ekonomi saat pandemi

Alhamdulillah rasa syukur pada Allah SWT yang mencipta segala makhluqnya. Pada kesempatan ini kita dapat kembali berjumpa dengan hari yang agung yaitu hari besar Idul Adha.


Di hari raya idul adha ini Allah SWT memerintakan kepada umat Islam untuk menyembelih hewan kurban yaitu nta, sapi, kerbau, dan sapi.

Perintah berkurban selalu disambut dengan suka cita, riang gembira umat Islam dengan melaksanakan amal ibadah kurban. Bagi yang mampu berkurban dengan unta akan berkurban dengan unta. Bagi yang kuat membeli sapi atau kerbau maka berkurban dengan sapi atau kerbau. Bagi yang tidak kuat membeli sapi atau kerbau atau bahkan unta mereka membeli kambing sebagai hewan uban gabinya.

Dalam berkurban ini terjadi perputaran ekonomi atas ke ekonomi bawah. Yang sebelumnya ekonomi mandeg di pusaran kelas atas, maka dengan adanya peribtah berkurban ekonomi atas akan mengalir ke bawah. Ekonomi bawah akan bangkit dengan berputarnya ekonomi atas ke bawah.


Ekonomi ini sejatinya harus selalu berputar untuk menjaga keseimbangan hidup. Bila terjadi kemandegan perputaran roda ekonomi maka akan berhenti juga roda kehidupan ini. Yang kaya tetap kaya yang miskin tetap miskin. Karena tidak ada aliran dana dari kalanganakalangan ke kalangan bawah.

Penjualan dan pembelian hewan kurban pada saat mendekati hari raya idul adha memutar ekonomi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dana yang mengendap di tabungan mengalir keluar untuk membeli hewan kurban. Ada aliran dana ke kalangan masyarakat tingkat awah dan menengah.

Islam ini adalah agama yang sudah komplit dalam mengatur segala sendi tentang kehidupan. Tanpa disadari Islam mengajarkan kepada kita tentang pentingnya perputaran ekonomi untuk menjaga keseimbangan kehidupan.