Merayakan idul adha di kampung halaman
Gemuruh takbir mulai menggema di seantero jagad raya karena umat Islam seluruh dunia akan memperingati hari besar kurban atau disebut idul adha.
Tidak ketinggalan di pelosok desa terpencil juga gegap gempita mengumandangkan takbir Allahu Akbar 3 X Allahu Akbar wa Lillahilhamd. Takbir berkumadang di mushola-mushola kecil, di langgar, di surau, dan di masjid. Bahkan anak-anak kecil keliling desa menelusuri jalan desa dengaan membawa oncor atau obor dengan riang gembira mengagungkan asma Allah. Disertai pimpinan rombongan dan remas atau remaja masjid beserta ustadz ustadzah madrasah diniyah serta orang tua, takbir keliling rapi barisannya berjajar dua dua mengular ke belakang dengan dikepaalai becak, gerobakatau mobil pick up yang membawa pengeras suara.
Ghirah atau semangat anak-anak menyambut hari raya Idul Adha sungguh luar biasa. Takbir dan tahmid tak henti hentinya mereka kumandangkan hingga tengah malam. Secara bergantian mic atau pengeras suara mereka bersaut sautan bertakbir.
Di pagi hari raya idul adha penduduk se kampung berduyun duyun menuju masjid guna melaksanakan sholat ied secara berjamaah. Sholat ied dilaksanakan dua rakaat dengan 7 takbir pada rakaat awal dan 5 takbir pada rakaat kedua, setelah selesai sholat ied dilanjut dengan khutbah oleh khotib di mimbar menyampaikan khutbahnya. Para hadirin menyimak dengan seksama khutbah yang disampaikan khotib hingga selesai.
Selesai pelaksanaan sholat ied bergegas para warga balik ke rumahnya untuk berganti pakaian dan kembali lagi ke masjid untuk menyembelih kurban. Kurbannya kambing, sapi atau kerbau. Kurban kambing untuk satu orang jika kurban sapi atau kerbau digunakan untuk 7 orang.
Satu per satu hewan kurban disembelih oleh para algojo hewan kurban dengan tidak lupa mengucapkan bismillah dan doa agar diselamatkan selama penyembelihan hewan kurban ini. Kemudian daging yang dibagi dibagi ke seluruh warga kampung untuk dimasak. Walaupun daging yang didapat sedikit insya Allah berkah.
Demikian suasana perayaan hari raya idul adha di kampung halaman.
Tidak ketinggalan di pelosok desa terpencil juga gegap gempita mengumandangkan takbir Allahu Akbar 3 X Allahu Akbar wa Lillahilhamd. Takbir berkumadang di mushola-mushola kecil, di langgar, di surau, dan di masjid. Bahkan anak-anak kecil keliling desa menelusuri jalan desa dengaan membawa oncor atau obor dengan riang gembira mengagungkan asma Allah. Disertai pimpinan rombongan dan remas atau remaja masjid beserta ustadz ustadzah madrasah diniyah serta orang tua, takbir keliling rapi barisannya berjajar dua dua mengular ke belakang dengan dikepaalai becak, gerobakatau mobil pick up yang membawa pengeras suara.
Ghirah atau semangat anak-anak menyambut hari raya Idul Adha sungguh luar biasa. Takbir dan tahmid tak henti hentinya mereka kumandangkan hingga tengah malam. Secara bergantian mic atau pengeras suara mereka bersaut sautan bertakbir.
Di pagi hari raya idul adha penduduk se kampung berduyun duyun menuju masjid guna melaksanakan sholat ied secara berjamaah. Sholat ied dilaksanakan dua rakaat dengan 7 takbir pada rakaat awal dan 5 takbir pada rakaat kedua, setelah selesai sholat ied dilanjut dengan khutbah oleh khotib di mimbar menyampaikan khutbahnya. Para hadirin menyimak dengan seksama khutbah yang disampaikan khotib hingga selesai.
Selesai pelaksanaan sholat ied bergegas para warga balik ke rumahnya untuk berganti pakaian dan kembali lagi ke masjid untuk menyembelih kurban. Kurbannya kambing, sapi atau kerbau. Kurban kambing untuk satu orang jika kurban sapi atau kerbau digunakan untuk 7 orang.
Satu per satu hewan kurban disembelih oleh para algojo hewan kurban dengan tidak lupa mengucapkan bismillah dan doa agar diselamatkan selama penyembelihan hewan kurban ini. Kemudian daging yang dibagi dibagi ke seluruh warga kampung untuk dimasak. Walaupun daging yang didapat sedikit insya Allah berkah.
Demikian suasana perayaan hari raya idul adha di kampung halaman.