Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Macam-Macam Peta Konsep

Peta konsep adalah bagan atau gambar yang berupa ilustrasi grafis yang menjelaskan tentang suatu hal yang berisi tentang hubungan antara beberapa konsep dengan konsep lainnya yang ditunjukkan atau diwakili dengan kata kunci dan dihubungkan dengan garis, sehingga dapat menggambarkan sebuah pengertian secara ringkas dan mudah dipahami.
Penggunaan peta konsep sangatlah penting sebab peta konsep membantu membuat informasi yang abstrak menjadi konkret dan dapat mengingkatkan ingatan akan suatu konsep dalam sebuah materi pelajaran karna materi disajikan dengan ringkas dan dengan menghubungkan konsep satu degan yang lain dan diwakili dengan kata kunci sebagai bentuk pengingat dan penanda sebuah konsep.

Selain itu dalam pembelajaran media peta konsep dapat digunakan untuk menyajikan materi oleh guru dengan mencatat, mempersiapkan pembelajaran dan mengatur waktu pembelajaran, sehingga materi dapat disampaikan secara efisien.

Macam-Macam Peta Konsep

Menurut Trianto dalam bukunya menyebutkan bahwa ada empat macam peta konsep, yaitu rantai kejadian (events chain), pohon jaringan (network tree), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

1. Rantai kejadian (events chain)

Peta konsep rantai kejadian, merupakan peta konsep yang dapat digunakan untuk menunjukkan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam sebuat prosedur, atau suatu tahapan dalam suatu proses, seperti halnya dapat digunakan dalam melakukan suatu eksperimen. 

Adapun dalam penerapannya, rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dalam suatu prosedur tertentu, memberikan tahapan-tahapan dalam suatu proses, dan urutan suatu kejadian.

2. Pohon jaringan (network tree)

Peta konsep pohon jaringan merupakan peta konsep yang ide-ide pokok suatu konsep dibuat dalam sebuat persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan dan dihubungkan dengan garis-gais penghubung, dan garis-garis penghubung tersebut menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.

Adapun peta konsep pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan suatu hal yang menunjukkan sebab-akibat, suatu hirarki, prosedur yang cabang, dan istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

3. Peta konsep siklus (cycle concept map)

Peta konsep siklus adalah peta konsep yang di dalamnya memuat rangkaian kejadian yang tidak menghasilkan suatu hasil atau final. Kejadian terakhir pada rantai tersebut menghubungkan kembali pada kejadian awal, sehingga siklus berulang dengan sendirinya.

Pada peta konsep ini cocok digunakan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

4. Peta konsep laba-laba (spider concept map)

Peta konsep laba-laba merupakan peta konsep yang biasanya digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide yang sentral, sehingga dapat memperoleh beberapa ide yang bercampur aduk. Banyak ide-ide yang tumbuh dan berkaitan dengan ide sentral, namun belum tentu ide-ide tersebut berhubungan antara ide satu dengan yang lain.

Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan konsep yang tidak menurut hirarki, kategori yang tidak paralel, dan hasil curah pendapat. Berikut adalah gambar peta konsep laba-laba.

Cara Membuat Peta Konsep

Peta konsep sangatkan berperan dalam proses pebelajaran agara pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam wujudnya media peta konsep disajikan dalam bentuk visual, sehingga peta konsep ini termasuk dalam media pembelajaran visual yang berbentuk grafis.

Adapun dalam pembuatantan peta konsep, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan topik atau materi dan memilih bahan bacaan yang sesuai dengan topik pembahasan.
  2. Menentukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok bahasan.
  3. Mengurutkan konsep-konsep yang telah ditentukan mulai dari yang inklusif ke yang kurang inklusif.
  4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam sebuah bagan, dengan letak konsep yang inklusif diletakkan pada bagian atas atau tengah yang merupakan bagian inti dari konsep, dan kemudian dihubungkan dengan garis atau kata penghubng misalnya “terdiri dari”, “terdiri atas”, “menggunakan”, dan lain-lain.