Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyikapi Masa Sulit Saat Pandemi

Dilaporkan di media massa nasional bahwa beberapa negara mengalami resesi saat pandemi covid 19 melanda seluruh negara di dunia. Ekonomi beberapa negara menerapkan lockdown di mana hampir tidak ada perputaran roda ekonomi, semua qarga diharuskan stay at home. Tidak boleh keluar rumah. Maka dengan diterapkannya lockdown mempengaruhi usaha manusia dalam berkegiatan ekonomi.
Dikarenakan lockdown tidak hanya sepekan dua pekan tetapi berbulan-bulan mengakibatkan kegiatan ekonomi mandek atau bahkan mati total. Sampai beberapa negara menerapkan new normal. Tetapi dikarenakan situasi yang tidak menentu, membuat orang bingung apa yang akan dilakukan. Ketika berusaha mulai berkegiatan ekonomi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat tetap saja corona mengintai.

Sejumlah kasus positif corona dilaporkan meningkat setiap harinya. Bagaimana tidak bingung? Mulai usaha dan bekerja tapi corona masih ada dan mengancam kesehatan dan nyawa. Tidak usaha dan bekerja tidak akan karena tidak ada uang yang dihasilkan. Seperti buah simalakama bekerja takut corona tidak bekerja tidak ada penghasilan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap hari.

Investor pun dikabarkan menunggu kepastian kapan keadaan membaik dan pilih normal seperti sediakala. Tapi entah sampai kapan? Satu-satunya cara mengatasi virus adalah anti virus atau vaksin yang mana sampai sekarang vaksin corona belum berhasil dibuat untuk digunakan, masih dalam proses uji coba dan uji coba.

Berbagai upaya diusahakan oleh otoritas negara bagaimana menanggulangi corona ini tetapi beberapa cara belum berhasil. Masih saja kasus positif corona dan kurvanya cenderung naik setiap hari.

Di saat new normal diterapkan kecemasan justru melanda. Takut kena corona dan takut tidak punya dana. Lantas bagaimana menyikapi keadaan seperti ini. Mungkin sebagian orang telah menemukan pola hidup yang sesuai dengan dirinya tetapi banyak juga yang belum menemukan pola hidup yang dijalani sesuai dengan keinginannya.

Ada yang mengambil sikap cuek dengan corona. Ada yang menyikapinya dengan hati-hati dan waspada. Yang cuek bukan berarti tidak khawatir kena covid tetapi lebih tepatnya nekat memberanikan diri untuk terus beraktivitas demi mencukupi kebutuhan hidup mereka berfikir misalkan kena ya dijalani dan diobati. Tetapi ada juga mereka yang menyikapinya dengan ketakutan dengan terus berdiam diri di rumah tanpa berani keluar untuk beraktivitas dimungkinkan ekonominya cukup dan mapan, mereka lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan jiwanya.


Cara menyikapi yang berbeda oleh masyarakat kita tidak bisa disalahkan dan dibenarkan 100%. Semua ada positif dan negatifnya, baik buruknya.  Tidak usah merasa apa yang Anda lakukan dan pola yang anda ambil paling benar sehingga menyalahkan orang lain. Semua orang tentu telah berikhtiar memilih pola hidup Yang dijalani saat pandemi adalah pilihan terbaik baginya.

Dikarenakan masalah yang dihadapi setiap orang berbeda-beda. Ada yang kuat ekonominya maka yang diutamakan keselamatan jiwanya. Ada yang ekonominya lemah maka tang diutamakan makannya untuk menopang hidupnya. Anda yang kuat ekonominya tidak usah nyalahkan yang ekonominya lemah karena terus bekerja saat pandemi. Karena tanpa makan mereka juga akan mati walaupun tidak kena corona.

Marilah kita renungkan bersama. Saat seperti ini kita tidak boleh melupakan Allah sang pencipta semua makhluq hidup di jagad raya ini. Corona pun makhluqnya. Kita manusia hambanya juga ciptaannya selayaknya bertafakkur. Mengingat kembali siap diri kita siapa pencipta kita. Sehingga kecemasan dan ketakutan yang menimpa diri kita ini tidak lebay dan terlalu sehingga kita lupa siapa diri kita yang sangat lemah. Ingatlah Allah SWT.

Mungkin kita yang cemas dan takut dengan keadaan saat ini karena kurang dekatnya hubungannya dengan Allah SWT sang pencipta ketakutan dan kecemasan. Coba dekatkan diri Kalian kepada Allah untuk berlindung dari rasa takut dan cemas. Insya Allah akan diberi ketenangan hidup.

Kalau kita terbawa dengan keadaan ini terdikte dengan berita-berita di sekitar telinga kita tanpa saringan iman yang kuat tentu dan pasti otak kalian akan memprosesnya menjadi ketakutan dan kecemasan. Bismillah mulailah beeibadah pada Allah semoga diberi hati yang tenang menjalani hidup ini.